Minggu, 08 April 2018

Perkembangan masa periodisasi, kognitif pada masa kanak-kanak awal dan teori-teorinya


BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Manusia  merupakan  salah satu  makhluk  yang selalu tumbuh dan berkembang. Anak usia dini  adalah  bagian dari tahapan manusia yang  juga selalu mengalami pertumbuhan  dan perkembangan bahkan lebih pesat dan fundamental  pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak dimasa  depanya sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah hal yang sangat penting mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% sisanya ditentukan selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja, bentuk stimulasi yang diberikan harus dengan cara yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak.
Perkembangan  anak  usia dini  meliputi  beberapa aspek, diantaranya aspek pertumbuhan  fisik,  perkembangan  motorik,  aspek  perkembangan  kognitif,  aspek perkembangan sosio-emosional,  aspek  perkembangan  bahasa,  serta  aspek  perkembangan moral  agama.  Pengembangan  seluruh  aspek-aspek  tersebut  secara  menyeluruh  dan berkesinambungan  menjadi  suatu  hal  yang  sangat  berarti.  Dalam  memberikan  stimulasi untuk  mengembangkan  aspek-aspek  tersebut,  tentulah  pemahaman kan  konsep  dasar yang  berkaitan  dengan  hal  tersebut  sangat  diperlukan.  Untuk  itulah  makalah  ini  mengupas  berbagai  hal  berkaitan  dengan  konsep  dan  teori  serta  strategi  yang  dapat digunakan untuk  mengembangkan  kemampuan  dasar  anak  usia dini terutama  pada  perkembangan  kemampuan  kognitif.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.             Apa  Pengertian Perkembangan  masa periodisasi pada kanak-kanak      awal?
2.             Adakah teori-teori  yang  menjelaskan perkembangan kognitif pada masa  kanak kanak awal?
3.             Bagaimana perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak awal?













                       
                                      BAB II                                                                                                                                                        PEMBAHASAN

A.                  Pengertian Perkembangan  masa periodisasi pada kanak-kanak awal
Perkembangan ialah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuatan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan. Kebanyakan perkembangan meliputi pertumbuhan, walaupun perkembangan juga  mencakup  pembusukan (seperti dalam kematian dan orang mati). Maka perkembangan manusia dapat didefinisikan sebagai suatu yang merujuk pada  perubahan-perubahan  tertentu  yang  terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan manusia, sejak masa  konsepsi sampai mati, tidak dapat berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap. Perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan secara kuantitatif dan perubahan secara  kualitatif. Perubahan secara kuantitatif itu seperti perubahan dalam tinggi badan, penguasaan  jumlah kosakata, perubahan berat badan, dan sebagainya. Sedangkan perubahan secara kualitatif, seperti perubahan dalam struktur dan organisasi  dalam  kemampuan berpikir, perubahan  dalam kemampuan melakukan koordinasi gerakan motorik kasar dan motorik  halus, perubahan dalam mengelola emosi, perubahan  kemampuan sosial dan sebagainya.
Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang pertumbuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, intelegensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni, tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari sejumlah intelegensi yaitu intelegensi linguistik, logistik, spasial, musik, kinestetika, intra- dan antar-pribadi serta naturalistisPada masa kanak-kanak umumnya perkembangan pikirannya meliputi belajar tentang orang, belajar tentang sesuatu, dan belajar tentang kemampun-kemampuan baru.
 pembagian seluruh masa perkembangan seseorang kedalam periode tertentu.Dengan mengetahui periode-periode tertentu, maka seseorang akan mudah mengetahui bahkan meramalkan sifat-sifat dan kecenderungan anak dalam masa perkembangannya. Menurut ElizabethBHurlock, dalam bukunya yang berjudul “Developmental Psychology” menyatakan fase – fase periodisasi manusia sebagai berikut :
                                          1.            Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir;
                                          2.            Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua;
                                          3.            Masa bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua;
                                          4.            Masa kanak-kanak awal, umur 2 tahun sampai 6 tahun;
                                          5.            Masa kanak-kanak akhir, umur 6 tahun sampai 10/11 tahun;
                                          6.            Masa pubertas/ preadolescence, umur 10/11 samapi 13/14;
                                          7.            Masa remaja awal, umum 13/14 tahun sampai 17 tahun;
                                          8.            Masa remaja akhir, umur 17 tahun sampai 21 tahun;
                                          9.            Masa dewasa awal, umur 21 tahun sampai 40 tahun;
                                       10.            Masa setengah baya, umur 40 tahun sampai 60 tahun; dan
                                       11.             Masa tua, umur 60 tahun sampai meninggal dunia.
Untuk memberikan stimulasi yang tepat, seorang guru ,bahkan orang tua juga, perlu memahami kemampuan kognitif seorang anak sesuai usianya sehingga mampu memberikan rangsangan yang tepat untuk menunjang perkembangan anak. Di bawah ini adalah tingkat pencapaian kognitif anak usia 3-6 tahun menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Usia
Karakteristik Perkembangan Anak
3 – 4 tahun
  Mmenemukan/mengenali bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti pada gambar wajah wajah orang, mobil, dsb.
  Mmenyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau cabai).
  mmemahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti membedakan antara buah rambutan dan pisang , perbedaan antara kucing dan ayam.
  emenempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil- paling besar).
  Mulai mengikuti pola tepuk tangan.
  Mengenal konsep banyak dan sedikit.




4 – 5 tahun
  Mengenal benda berdasarkan fungsinya.
  Mengenal gejala sebab akibat yang terkait dengan dirinya.
  Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik.
  Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb)
  Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran.
  Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.
5 – 6 tahun
  Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi.
  Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan).
  Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “lebih dari” “kurang dari” dan “paling/ter.”
  Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi).
  Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil kepaling besar atau sebaliknya.

Anak pada usia dini (0-8 tahun) memiliki kemampuan belajar yang luar biasa. Khususnya pada masa kanak-kanak awal keinginan anak untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu dan dalam waktu singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari.  Lingkunganlah yang kadang menjadikan anak terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya. Bahkan seringkali lingkungan mematikan keinginannya untuk bereksplorasi.
Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia. Secara garis besar dapat diuraikan cara belajar anak usia dini mulai dari awal perkembangan.
1)      Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengendalikan kemampuan panca inderanya. Aktivitas pada tahap ini dapat berupa  pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba, dan perasa. Secara bertahap panca indera anak difungsikan lebih sempurna. Hingga usia satu tahun, anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan mengarahkan seluruh panca inderanya. Hal itu nampak pada aktivitas anak memasukkan segala macam benda ke dalam mulut sebagai bagian dari proses belajar.

2)      Usia 2 – 3 tahun
Anak melakukan proses belajar dengan lebih sungguh-sungguh. Ia memperhatikan apa saja yang ada di lingkungannya untuk kemudian ditiru. Jadi cara belajar anak yang utama pada usia ini adalah meniru. Meniru segala hal yang ia lihat dan ia dengar. Selain itu perkembangan bahasa anak pada usia tersebut sudah mulai berkembang. Anak mengembangkan kemampuan berbahasa juga dengan cara meniru.

3)      Usia 4 – 6 tahun
Kemampuan bahasa anak semakin baik. Begitu anak mampu berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar anak dengan cara bertanya. Anak akan menanyakan apa saja yang ia saksikan. Saat demikian kognisi anak berkembang pesat dan keinginan anak untuk belajar semakin tinggi. Anak belajar melalui bertanya dan berkomunikasi.

4)      Usia 7 – 8 tahun
Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik. Walau demikian proses perkembangan anak masih terus berlanjut. Anak melakukan proses belajar dengan cara yang semakin kompleks. Ia menggunakan panca inderanya untuk menangkap berbagai informasi dari luar. Anak mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara luas. Hal itu menjadi bagian dari proses belajar anak.
                                                                                                                                                                              C.    Teori – Teori Kognitif  Pada  Masa  Kanak – Kanak
                      1.            Pendekatan Piaget
Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah (1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pad a masa  ini  kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahasa awal, waktu sekarang, dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan terbatas.  Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu, dan tempat masih terbatas; (3) Tahap operasional konkret, 7 – 11 tahun; dan Tahap operasional formal, 11 – dewasa.
Dalam memahami dunia anak secara aktif, anak-anak menggunakan skema. Skema merupakan konsep atau kerangka yang eksis dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan mengartikan informasi. Skema difokuskan pada bagaimana anak mengorganisasikan dan memahami pengalaman mereka.  Dalam implikasinya, terdapat dua proses anak menggunakan skema, yaitu asimilasi dan akomodasi. Misalnya, seorang anak berusia 6 tahun diberi sapu untuk membersihkan kamarnya. Karena dia belum pernah menyapu sebelumnya,  dia  mengamati  cara orang  lain menggunakan sapu.  Dengan  begitu  dia tahu bahwa sapu  adalah  benda  yang  dipegang  bagian  gagang  kayunya,  diayunkan dari  belakang  ke depan  di atas  permukaan  lantai untuk membersihkan debu atau kotoran kering, dan dilakukan  berulang-ulang.  Setelah  mengetahu i hal  tersebut  anak memasukkan pengetahuannya itu kedalam skema dalam pikirannya, yang hal ini termasuk  proses asimilasi. Namun, karena sapunya terlalu panjang dan dia mengayunkannya terlalu cepat sehingga sapu yang dia pegang  sering  terpental  dari  tangannya maka dia harus mengayun kannya perlahan atau  hanya  dengan  mendorong  keluar  debu  atau  kotoran  kering dengan sapunya; penyesuaian ini dinamakan akomodasi. Sehingga, pengertian sederhana dari asimilasi adalah memasukkan pengetahuan baru ke dalam skema dan  akomodasi  adalah penyesuaian skema dengan lingkungannya.
Tahap kedua dari perkembangan kognitif Piaget adalah tahap praoperasional yang berlangsung pada umur 2 – 7 tahun. Pada tahap ini anak-anak mulai bisa mendeskripsikan dunia dengan kata-kata, gambar, dan bayangan. Namun, selama tahap praoperasi, sekitar usia 2 tahun, pemikirannya masih bersifat pra-logika, yang terikat pada tindakan fisik dan ke-tampak-an sesuatu bagi mereka. Kebanyakan anak tetap berada pada tahap perkembangan kognisi praoperasi hingga mereka berusia 7 atau 8 tahun.  Pada saat yang sama, kognitif anak mulai dipenuhi dengan egosentrisme dan kepercayaan akan keajaiban.  Namun bukan berarti buruk seluruhnya  bagi  perkembangan anak. Kepercayaan anak pada fantasy atau khayalan dapat pula menjadi indikator penting bagi perkembangan koknitif anak. Pada anak-anak  prasekolah,  misalnya,  mereka yang memilikiteman khayalanlah yang  lebih kreatif,  memiliki  pemahaman sosialyang lebih besar dan lebih baik dalam  mengambil  perspektif  orang lain, menurut  Marjorie Taylor,  seorang  profesor psikologi  diUniversity of Oregon.
Kemudian di tahap ini, ada kemajuan dari tahap sebelumnya yaitu sensori-motorik, serta ada juga batasan-batasannya. Kelebihan dari tahap ini ditandai dengan adanya pengetahuan akan jarak, sebab-akibat, identitas, kategorisasi, dan angka. Namun tidak semua berkembang secara sempurna disini karena akan berlanjut pada tahap selanjutnya.
Kemampuan selanjutnya yakni  symbolic fuction. Symbolic function  atau  fungsi symbol  adalah  kemampuan  untuk  menggunakan simbol-simbol, atau gambaran mental mengenai angka, kata-kata, atau gambar yang telah diberi makna sebelumnya. Dengan adanya perkembangan ini, anak belajar untuk menggunakan simbol-simbol karena simbol digunakan secara  universal  oleh  manusia.
Salah satu karakteristik utama dari tahap praoperasional adalah  centration,  yakni  kecenderungan untuk berfokus pada satu aspek dalam situasi dan mengabaikan yang lain.  Egosentrisme adalah ketidakmampuan untuk melihat dari sudut pandang orang lain, yang merupakan  bentuk  dari  centration. Namun, anak  akan  lebih mudah  melihat  sudut  pandang dari  objek   pada  benda-benda  yang  familiar  dengannya.  Bentuk  lain  dari  centration  adalah tidak mampu membuat konservasi, yaitu kesulitan untuk mengerti bahwa ukuran suatu objek akan  tetap  sama  selama tidak ada penambahan  atau pengurangan benda meskipun tampilannya berbeda. Kemampuan untuk mengkonservasi juga terbatas karena  irreversibility,  yaitu  kegagalan untuk  mengerti  bahwa  suatu  bentuk  operasi  penghitungan dapat dilakukan dua arah.
Menurut Robert V. dan Cavanaugh (2007) dari Teori Garner menjelaskan sembilan kecerdasan  yang  harus  dimiliki  anak  kaitannya dengan perkembangan kognitif  anak, yaitu:
1.      Kecerdasan  Linguistik  (Linguistic Intelligence) yang dapat berkembang  bila  dirangsang  melalui  bebicara,  mendengar,  membaca,  menulis,  berdiskusi,  dan bercerita.
2.      Kecerdasan Logika Matematika (Logico-Matematical Intelligence), yang dapat dirangsang   melalui  kegiatan menghitung,  membedakan  bentuk, menganalisis data, dan bermain dengan benda-benda.
3.      Kecerdasan Visual-Spasial  (Visual- Spasial Intelligence), yaitu kemampuan dalam memahami ruang yang dapat dirangsang melalui bermain balok-balok dan bentuk-bentuk geometri, melengkapi  puzzle,  menggambar, melukis , menonton  film maupun   bermain dengan daya khayal  (imajinasi).
4.      Kecerdasan  Musikal  (Musical / Rhythmic Intelligence), yang dapat dirangsang melalui irama, nada, birama, berbagai bunyi, dan bertepuk tangan.
5.      Kecerdasan  Kinestetik  (Kinesthetic Intelligence),yang  dapat dirangsang  melalui   gerakan,  tarian, olahraga, dan  terutama  gerakan  tubuh.
6.      Kecerdasan  Naturalis  (Naturalist Intelligence), yaitu mencintai keindahan alam, yang dapat dirangsang melalui pengamatan  lingkungan,  bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati fenomena alam seperti hujan, angin,  banjir,  siang-malam,  panas- dingin, serta bulan-matahari.
7.      Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence), yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan  antar  manusia (berkawan)  yang  dapat  dirangsang melalui  bermain  bersama  teman, bekerjasama,  bermain  peran,  dan  memecahkan  masalah  serta  menyelesaikan  konflik.
8.      Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence),  yaitu  kemampuan memahami diri sendiri yang dapat dirangsang  melalui  pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri, percaya diri, termasuk kontrol diri, dan disiplin.
9.      Kecerdasan  Spiritual  (Spiritual Intelligence),  yaitu kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Tuhan,  yang  dirangsang  melalui  penanaman nilai-nilai  moral  dan agama.

                      2.  Pendekatan Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi  mental memiliki  koneksi-koneksi  sosial.   Vygotsky  berpendapat  bahwa  anak-anak  mengembangkan  konsep-konsep lebih  sistematis,  logis,  dan rasional  sebagai  akibat dari  percakapan  dengan  seseorang.  Dalam hal ini  Vygotsky  membagi  konsep  perkembangan atas:
1)      Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona  Perkembangan  Proksimal  adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri  tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih.  Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksima l merupakan celah antara actual development  dan potensial development, dimana antara  apakah  seorang  anak  dapat  melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang de wasa atau kerjasama dengan teman sebaya.  Batas bawah dari ZPD adalah tingkat  keahlian  yang  dimiliki  anak  yang bekerja  secara  mandiri.  Batas  atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima  oleh  anak  dengan bantuan seorang instruktur.  Maksud dari ZPD adalah menitik beratkan ZPD pada interaksi  sosial  akan  dapat  memudahkan perkembangan anak.
2)      Konsep Scaffolding
Scaffolding  ialah perubahan tingkat dukungan.  Scaffoldingadalah  istilah terkait perkembangan  kognitif  yang  digunakan  Vygotsky  untuk  mendeskripsikan  perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil  mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang  anak-anak  kaya  konsep  tetapi  tidak  sistematis,  acak,  dan  spontan.  Dalam dialog,  konsep-konsep  tersebut  dapat  dipertemukan  dengan  bimbingan  yang  sistematis,  logis,  dan  rasional.
3)      Bahasa dan Pemikiran
Menurut  Vygotsky,  anak  menggunakan  pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi  dengan  orang  lain  sebelum  mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran  mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa  untuk  jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal  menjadi  internal.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Perkembangan ialah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuatan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan. Maka perkembangan manusia dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan tertentu yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan manusia, sejak masa konsepsi sampai mati.
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang pertumbuhannya. Masa emas atau biasa disebut the golden age, 2-6 tahun,  merupakan masa dimana potensi anak berkembang secara optimal. Oleh sebab itu, untuk memberikan stimulasi yang tepat, baik guru dan orang tua perlu memahami kemampuan kognitif seorang anak sesuai usianya sehingga mampu memberikan rangsangan yang tepat untuk menunjang perkembangan anak.








B.     DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Eti, Psikologi Pendidikan Inovatif, Pustaka Belajar, (Yogyakarta: 2011).
Slavin, Robert E., Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, 9th edition, ed. Marianto Samosir, PT Indeks, Jakarta Barat: 2011.
Suci, Prima R,  Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, http://primazip.wordpress.com/2013/06/08/perkembangan-kognitif-anak-usia-dini/.
:)