BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di sepanjang sejarah peradaban manusia baik yang telah tercatat
didalam lembaran-lembaran sejarah maupun peradaban modern yang masih manusia
eksis di dalamnya seperti sekarang ini. Tentunya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
mereka bisa membangun peradaban-peradaban tersebut, sehingga mereka bisa
bertahan berpuluh, beratus atau bahkan beribu tahun lamanya. Dan salah satu
factor tersebut ialah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu itulah manusia telah
berhasil membangun banyak peradaban besar. Semakin banyak ilmu dan pemikir yang
dikuasai dan dimilikinya maka semakin lama mereka bisa mempertahankan
eksistensi peradaban yang mereka bangun.
Telah banyak tercatat dalam sejarah beberapa tokoh besar dalam
pemikiran ilmu. Dari masa yunani kuno sampai masa-masa islam. Di Indonesia
sendiri telah banyak terlahir para pemikir ilmu terutama para pemikir islam
yang telah banyak menyumbangkan gagasan-gagasannya dalam upaya membangun
peradaban ilmu di Indonesia.
Diantara
banyak tokoh tersebut ialah Hasan Langgulung, yang corak pemikirannya menitik
beratkan pada pemikiran pendidikan islam. Maka dari itulah secara khusus akan
dipaparkan didalam makalah singkat ini riwayat hidup dari Hasan langgulung,
latar belakang pendidikan serta apa saja gagasan-gagasanya dalam upaya
membangun system pendidikan islam yang bermutu.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Hasan Langgulung?
2. Bagaimana analisis konsep pendidikan perspektif Hasan Langgulung?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui biografi Hasan Langgulung
2.
Mengetahui analisis
konsep pendidikan perspektif Hasan Langgulung
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Riwayat
Hidup Hasan Langgulung
Hasan Langgulung
lahir di Rapang, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada 16 Oktober 1934.
Pendidikannya dimulai di sekolah formal, yaitu di sekolah dasar di desa
kelahirannya. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah Islam di Ujung Pandang pada tahun 1942-1952.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Ujung Pandang, ia melanjutkan studinya
ke Sekolah Guru Agama Islam Atas yang juga di Ujung Pandang pada tahun
1952-1955, serta Bahasa Inggris di Ujung Pandang pada tahun 1957-1962.
Pendidikan
selanjutnya ia tempuh di Ein Syam University, Cairo, pada tahun 1963-1964 dalam
rangka mendapatkan gelar Diploma of Education. Pada tahun yang sama (1964) ia
juga memperoleh gelar Diploma dalam bahasa Arab Modern dari Institut of Higher
Arab Studies, Arab League, Cairo. Setelah itu ia melanjutkan studi pada program
Pascasarjana di Ein Syam University, Cairo pada tahun 1967, dan memperoleh
gelar master dalam bidang psikologi dan mental hygiene. Pada tahun 1971, ia
memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi dari Universitas of Georgia,
Amerika Serikat.
Dengan
memperhatikan latar belakang pengalaman pendidikannya dapat diketahui, bahwa ia
adalah seorang yang memiliki perhatian dalam bidang psikologi yang erat
hubungannya dengan masalah pendidikan. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika
pada tahap selanjutnya ia juga sebagai orang yang ahli dalam bidang pendidikan islam.[1]
Diantara
tesis dan disertasi beliau ialah, al- Murahiq al- Indonesia: Ittijahatuh wa
Darjat Tawafuq ‘indahu. ( Tesis M.A Ein Shams University, Cairo, 1967). A.
Cross- Cultural Study of the Child Conception of Situational Causality in
India, Western Samoa, Mexico and the United States, ( Dissertasi Ph,D.,
Universitas of Georgia, Amerika Serikat, 1971). Beliau juga sangat aktif
menulis dan menerbitkan lebih dari 20 judul buku serta sejumlah artikel yang
diterbitkan di berbagai majalah luar negeri dan dalam negeri yang berkisar
dalam psikologi, pendidikan, falsafah dan islam.[2]
B.
Konsep
Filsafat Pendidikan Islam
Hasan Langgulung bukanlah seorang filosof, akan tetapi beliau
adalah seorang tokoh pendidikan yang mengkritisi filsafat pendidikan Islam
menurutnya, filsafah pendidikan Islam bersumber dari falsafah hidup Islam.
Filsafat hidup Islam mencakup kebenaran yang bersifat spekulatif dan praktikal
yang dapat menolong untuk menafsirkan tentang manusia, sifat-sifatnya, nasib
kesudahannya, dan keseluruhan hakikat, yang didasari oleh prinsip-prinsip awal
atau tertinggi, dan tidak berubah yang memiliki norma-norma yang tidak akan
bertakluk pada kesalahan-kesalahan bagi tingkah laku individu dan masyarakat.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan pemikiran Hasan Langgulung tentang filsafat
pendidikan Islam adalah sebuah titik permulaan dalam proses pendidikan, selain
menjadi permulaan dari proses filsafat pendidikan juga menjadi tulang punggung
dari komponen- komponen pendidikan misalnya dalam membahas tentang sistem pendidikan
yang diantaranya asas- asas atau dasar pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, metode pendidikan, evaluasi.[3]
Pendidikan dan komponen- komponen lain yang perlu dibenahi oleh
filsafat pendidikan Islam. Hasan Langgulung memiliki langkah utama dalam memperbaiki
sistem pendidikan yaitu dengan berusaha membina filsafat pendidikan secara
menyeluruh, realistis, fleksibel dalam mengambil landasanlandasan dan prinsip-
prinsip ajaran Islam. sehingga terdapat penyelesaian. Sekilas penjelasan tentang
filsafat pendidikan Islam, selanjutnya penulis akan mengalisa pemikiran Hasan
Langgulung, melalui kerangka pemikiran Hasan Langgulung beserta relevansinya di
dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Konsep Pengembangan Pendidikan Islam
Hasan Langgulung, pada akhir abad ke 20, pemikiran pendidikan Islam mulai
menampakkan eksistensinya dengan memberikan perhatian pada persoalan yang
langsung bersentuhan dengan problematika pendidikan Islam. Diskursus pendidikan
Islam kontemporer mempunyai telaah yang distingtif dari pemikiran pendidikan
Islam klasik maupun abad pertengahan, karena perbedaan tuntutan zaman. Salah
satu tokoh pemikir pendidikan Islam kontemporer adalah Hasan langgulung, dimana
ia telah memberikan kontribusi pemikiran yang telah tertuang dalam beberapa
buku yang kental dengan studi pendidikan Islam. Pemikiran Langulung mempunyai
corak Islamisasi pendidikan dan karakteristik yang distingtif partikulatif
untuk dikaji, khususnya berkaitan dengan perkembangan pemikiran pendidikan
Islam pada paruh kedua abad 20 dan memasuki abad 21 Pendidikan menurut Hasan
Langgulung merupakan proses untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Paradigma yang dipakai oleh Hasan
Langgulung untuk mendefinisikan pendidikan bisa dengan melihat dari tiga sudut
pandang yaitu dari sudut pandangan masyarakat , dari segi pandangan individu,
dari segi proses antar individu dan masyarakat.[4]
Sehingga melahirkan sebuah pendekatan pendidikan Islam yaitu:
1.
Pengembangan
Potensi
Kalau sifat-sifat Tuhan yang berjumlah 99 diaktualisasikan pada
diri dan perbuatan manusia niscaya ia merupakan potensi yang tak terkira
banyaknya. Hal ini menggambarkan bagaimana potensi yang dimiliki manusia.
Sehingga potensi manusia sebagai karunia Tuhan itu haruslah dikembangkan,
sedang pengembangan potensi sesuai dengan petunjuk Tuhan itulah yang disebut
ibadah. Jadi, kalau tujuan kejadian manusia adalah ibadah dalam pengertian
pengembangan potensi-potensi, maka akan bertemu dengan tujuan tertinggi (ultimate
aim) pendidikan Islam untuk mencipta manusia ‘abid (penyembah Allah). [5]
2.
Pewarisan
Budaya
Menurut Hasan Langgulung Pewarisan budaya (transmission of culture)
yaitu proses mewarsikan budaya (unsur-unsur budaya dari satu generasi ke
generasi manusia atau masyarakat berikutnya melalui proses pembudayaan (proses
belajar budaya). Sesuai dengan hakikat dan budaya sebagai pemilik bersama
masyarakat maka unsur-unsur kebudayaan itu memasyarakat dalam individu-individu
warga masyarakat dengan jalan diwariskan atau dibudayakan melalui proses
belajar budaya. Proses pewarisan budaya dilakukan melalui proses enkulturasi
(pembudayaan) dan proses sosialisasi (belajar atau mempelajari budaya). Pewarisan
budaya umumnya dilaksanakan melalui saluran lingkungan keluarga, masyarakat,
sekolah, lembaga pemerintahan, perkumpulan, institusi resmi, dan media massa.
Melalui proses pewarisan budaya maka akan terbentuk manusia-manusia yang
memiliki kepribadian selaras dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya disamping
kepribadian yang tidak selaras (menyimpang) dengan lingkungan alam, sosial dan
budayanya.[6]
3.
Interaksi
Antar Potensi dan Budaya
Dalam kaitannya dengan Islam, interaksi antara potensi dan budaya
ini
lebih menonjol sebab baik potensi yang berupa roh Allah yang disebut
fitrah,
seperti dinyatakan dalam hadits yang artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, hanya orang tuanya menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi” (HR Bukhari), ataupun agama yang diwahyukan kepada Rasul itu juga
adalah fitrah, firman Allah dalam QS.Ar Rum ayat 30.[7]
Jadi, fitrah sebagai potensi yang melengkapi manusia semenjak lahir
dan fitrah sebagai din yang menjadi pondasi tegaknya peradaban Islam.
Pendeknya, fitrah dipandang dari dua sudut yang berlainan. Dari satu segi
adalah potensi, dari segi lain ia adalah din. Yang satu adalah roh Allah,
sedangkan segi yang lain adalah perkataan (kalam) Allah.[8]
BAB III
KESIMPULAN
1.
Hasan
Langgulung lahir di Rapang, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada 16 Oktober 1934.
Pendidikannya dimulai di sekolah formal, yaitu di sekolah dasar di desa
kelahirannya. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah Islam di Ujung Pandang pada tahun 1942-1952.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Ujung Pandang,ia melanjutkan studinya ke
Sekolah Guru Agama Islam Atas yang juga di Ujung Pandang pada tahun
1952-1955,serta Bahasa Inggris di Ujung Pandang pada tahun 1957-1962.
Pendidikan
selanjutnya ia tempuh di Ein Syam University, Cairo, pada tahun 1963-1964 dalam
rangka mendapatkan gelar Diploma of Education. Setelah itu ia melanjutkan studi
pada program Pascasarjana di Ein Syam University,Cairo pada tahun 1967,dan
memperoleh gelar master dalam bidang psikologi dan mental hygiene. Pada tahun
1971, ia memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi dari Universitas of
Georgia, Amerika Serikat.
2.
Konsep
Filsafat Pendidikan Islam
a.
Pengembangan
Potensi
b.
Pewarisan
Budaya
c.
Interaksi
Antar Potensi dan Budaya
DAFTAR PUSTAKA
Langgulung, Hasan . Pendiddikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka al Husna, 1985.
Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Indonesia; MencariKepastian
Historis dalam Islam Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M, 1989.
Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam dalam Abad ke 21 Cet.
III (Edisi Revisi. Jakarta: Pustaka AlHusna Baru, 2003.
Nata, Abudin. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011
[2] Hasan
Langgulung,Pendiddikan dan Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka al Husna,
1985) 248-249.
[3] Hasan
Langgulung, Pendidikan Islam Indonesia (Jakarta: P3M, 1989), 161.
[4]
Ibid, 163
[5]
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21 (Jakarta: Pustaka
AlHusna Baru,2003), Cet. III (Edisi Revisi), 168-169.
[6]
Ibid
[7]
ibid
[8]
ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar