Rabu, 25 Oktober 2017

makalah akhlak, etika dan moral



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
       Islam adalah agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak, etika dan moral. Ketiganya adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian, tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik bahkan yang buruk dalam hubungan dengan Allah SWT atau dengan sesama makhluk.
       Timbulnya kesdaran atau pendirian akhlak, etika dan moral merupakan pola dan tindakan yang berdasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup yang selalu berpegng teguh pada akhlak, etika dan moral adalah tindakan yang tepat dalam mewujudkan kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak sesuai dengan akhlak,etika dan moral yang baik merupakan tindakan yang menentang kesadaran tersebut. Sebagai generasi penerus kita harus beraklak yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai.
       Untuk itu pada makalah ini akan memaparkan tentang pengertian akhlak, etika dan moral serta perbedaan antara akhlak,etika dan moral


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian akhlak, etika dan moral?
2.      Apa perbedaan akhlak, etika dan moral?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian akhlak, etika dan moral.
2.      Mengetahui perbedaan akhlak, etika dan moral.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak, Etika dan Moral
1.      Akhlak
       Ada dua pendekatan yang da pat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan). [1]Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive).dari kata-kata al-akhlaqa, yukkliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
       Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak[2]. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara bahasa, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
         Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
       Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai   hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2.      Etika
       Kata etika berasal dari bahasa yunani, yaitu “Ethos” artinya adalah adat kebiasaan. [3]dalam kamus besar bahasa indonesia juga dijelaskan bahwa etika adalah ilmu apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. [4]Dalam ensiklopedi winker prins dikatakan bahwa etika merupakan bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan dan alasan-alasan diwujudkannya suatu tindakan dengan tujuan yang telah dirasionalisasi. Dalam eksiklopedi new american sebagaimana yang dikutip oleh hamzah yakup etika adalah kajian filsafat moral yang tidak mengkaji fakta-fakta, tetapi meneliti nilai-nilai dan perilaku manusia serta ide-ide tentang lahirnya suatu tindakan. [5]Dalam encyclopedia britanica etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu study yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.[6]
               Etika menurut beberapa ahli adalah: 1. Ahmad Amin misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. 2. Soerganda poerbakrwatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri. 3. Menurut ki hajar dewantara  etika adalah ilmu yang mempeajari soal kebaikan dan keburukan di dalm manusia semuannya teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat, merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan. 4. Agustin fogothey sebagaimana dikutip oleh ahmad chirris zubair mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagai antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum.
        Dari pandangan Filosofis Epikuros dapat diambil suatu pemahaman tentang arti etika, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai tindakan manusia yang menuurt ukuran raiso dinyatakan dan diakui sebagai sesuatu yang subtansinya paling benar. Etika dapat diartikan beberapa arti berikut:[7]
a.       Pandangan benar dan salah menurut ukuran rasio
b.      Moralitas suatu tindakan yang didasarkan pada ide-ide filsafat
c.       Kebenaran yang sifatnya universal dan enternal
d.      Tindakan yang melahirkan konsekuensi logis yang baik bagi kehidupan manusia.
e.       Sistem nilai yang mengabadikan perbuatan manusia di mata manusia lainnya
f.       Tatanan perilaku yang menganut idelogi yang diyakini akan membawa manusia pada kebanggaan hidup
g.      Simbol-simbol kehidupan yang berasal dari jiwa dalam bentuk tindakan konkret
h.      Pandangan tentang nilai perbuatan baik dan buruk yang bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi
i.        Logika tentang baik dan buruk sutau perbuatan manusia yang bersumber dari filsafat kehidupan yang dapat diterapkan dalam pergumulan sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, seni, profesionalitas, pekerjaan, dan pandangan hidup suatu bangsa.[8]
         Dari definisi etika diatas dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat, sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakaukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina, dan sebagainya. Kempat, dilihat dari segi sifatnya maka etika bersifat relatif yankni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntunan zaman.
        Jadi etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik buruk atau tingkah laku manusia, serta prinsip-prinsip yang disistematisasi dari hasil pola pikir manusia[9].
3.      Moral
       Kata moral berasal dari bahasa latin “mores” jama’ dari “mos” serarti adat kebiasaan.[10] di dalam kamus umum bahasa indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.[11] Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun sebagai sosial.
       Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.[12] Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English dalam buku in dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut. 1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. 2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah. 3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. Apabila diartikan tindakan baik buruk dengan ukuran adat, konsep moral berhubungan dengan pula dengan konsep adat yang dapat dibagi dalam dua macam adat, yaitu sebagai berikut.[13]
1)      Adat shahihah, yaitu adat yang merupakan moral suatu masyarakat yang sudah lama dilaksanakan secara turun menurun dari berbagai generasi, nilai-nilainya telah disepakati secara normatif dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran yang berasal dari islam yaitu Al-Quran dan As-Sunah.
2)      Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat, tetapi bertentangan dengan ajaran islam, misalnya kebisaan melakukan kemusrikan, yaitu memberi sesajen diatas kunuran yang dilaksanakan setiap malam selasa atau jumat. Seluruh kebiasaan yang mengandung kemusrikan dikategorikan sebagai adat yang fasidah atau adat rusak.
Bicara tentang moral, berarti berbicara tentang tiga landasan utama terbentuknya moral yaitu.
a.       Sumber moral dan pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat sumber moral dapat berasal dari adat kebiasaan. Pembuatnya bisa seorang raja, sultan, kepala suku, dan tokoh agama. Bahkan mayoritas adat dilahirkan oleh kebudayaan masarakat yang penciptaannya sendiri tidak pernah diketahui, seperti mitos-mitos yang sudah menjadi norma sosial. Dalam moralitas islam sumber moral adalah wahyu Al-Quran dan As-Sunah.
b.      Orang yang menjadi objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya. Moralitas sosial yang berasal dari adat, sedangkan objek dan subjeknya adalah individu dan masyarakat yang bersifat lokal karena adat hanya berlaku untuk wilayah tertentu. Artinya tidak bersifat universal melainkan teritorial. Dalam moralitas islam, subjek da objeknya adalah orang yang telah balig dan berakal yang disebut mukallaf.
c.       Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan pada target tertentu, misalnya ketertiban sosial, keamanan, kesejahteraan, dan sebagainya. Dalam moralitas islam tujuan moralnya adalah mencapai kemaslahatan duniawi dan ukhrawi.
B.     Perbedaan Akhlak Etika dan Moral
a.    Dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakan.[14]
Ø Akhlak berdasarkan Al-Quran dan As-sunah
Ø Etika berdasarkan akal pikiran
Ø Moral berdasarkan ada istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat
b.    Dari segi sifatnya
Ø Akhlak bersifat universal, abadi dan mutlak
Ø Etika besifat lokal, temporal dan relatif
Ø Moral bersifat lokal, temporal dan relatif
c.    Pola yang digunakan didasarkan pada ide-ide yang berbeda
Ø Akhlak adalah wujud dari keimanan atau kekufuran manusia dalam bentuk tindakan
Ø Etika dinilai menurut pandangan filsafat tentang munculnya tindakan dan tujuan rasional dari suatu tindakan.
Ø Moral merupakan bentuk tingkah laku yang diideologisasikan menurut pola hidup bermasyarakat dan bernegara yang rujukannya diambil, terutama sosial normatif suatu masuarakat, ideologi negara, agama, dan dapat pula diambil dari pandangan-pandangan filosofis manusia sebagai individu yang dihormati. Pemimpin dan sesepuh masyarakat.[15]

















BAB III
KESIMPULAN
1.      Pengertian Akhlak, Etika dan Moral
a.      Akhlak
       Ada dua pendekatan yang da pat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive).dari kata-kata al-akhlaqa, yukkliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
b.      Etika
       Kata etika berasal dari bahasa yunani, yaitu “Ethos” artinya adalah adat kebiasaan. dalam kamus besar bahasa indonesia juga dijelaskan bahwa etika adalah ilmu apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Dalam ensiklopedi winker prins dikatakan bahwa etika merupakan bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan dan alasan-alasan diwujudkannya suatu tindakan dengan tujuan yang telah dirasionalisasi.

c.       Moral
       Kata moral berasal dari bahasa latin “mores” jama’ dari “mos” serarti adat kebiasaan. di dalam kamus umum bahasa indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun sebagai sosial.
2.      Perbedaan Akhlak Etika dan Moral
a.       Dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakan.
b.      Dari segi sifatnya
c.       Pola yang digunakan didasarkan pada ide-ide yang berbeda



[1] Syekh Abu Bakar,  Mengenal Etika dan Akhlak (Jakarta: Lentera, 2009), 12.
[2] Ibid., 13
[3] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak ( Bandung: Pustaka Setia, 2010), 26.
[4] Abd haris, Etika Hamzah Kontruksi Etik Berbasis Rasional Religius ( jogjakarta: PT LkiS, 2010), 34
[5] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu akhlak, 27.
[6] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf ( Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2009), 81
[7] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu akhlak, 27.
[8] Ibid., 28
[9] Ibid., 29
[10] Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu akhlak, 27.

[11] Ibid., 30
[12] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, 92.
[13] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, 92.
[14] Nasrul HS, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Aswaja Persindo, 2015), 20.

[15] Ibid., 21

Tidak ada komentar: