Minggu, 26 Maret 2017

Sejarah Hadist Di Masa Rasul, Sahabat Dan Tabi’in



SEJARAH HADIST DI MASA RASUL, SAHABAT DAN TABI’IN
A.  SEJARAH HADIST DI MASA RASUL
Allah SWT telah memilih rasul nya (Muhammad),guna untuk menyampaikan risalah ketuhanan kepada seluruh umat manusia ,dalam menyampaikan risalah nya beliau menghabiskan waktu 23 tahun lebih dan ini bukanlah jangka waktu yang pendek.Itu jangka waktu yang lama sekali sekaligus merupakan priode-priode pengajaran terhadap sendi-sendi dasar pembangunan  peradaban islam yang luhur.
               Metode Rasulullah S.a.w dalam menjelaskan risalah ketuhanan (baca Al-Qur’an)ada kalanya melalui perkataan (Aqwal) perbuatan praktis (Af-al) maupun ketetapan (Taqrir)
1. Metode Rasulullah dalam mengajarkan hadis
          Menurut Dr. Syuhdi Ismail setelah mengutip berapa nabi,setelah mengutip beberapa hadus nabi,beliau berkesimpulan bahwa metode yang di gunakan nabi dalam menyampaikan hadisnya sangat lah berfariasi di antara nya;
A. Dengan menggunakan lisan
     Yang termasuk dalam kategori adalah dalam bentuk ceramah yang di lakukan di majlis nabi.Nabi dalam menyampaikan nya di depan orang banyak,Apabila yang di sampaikan itu merupakan suatu yang sangat penting,beliau bisa mengulang nya sampai tiga kali[1]
B.  Melalui tulisan
     Yaitu dengan cara mengirim surat kepada berbagai kepala Negara/pembesar daerah lain nya baik dalam kelompok muslim maupun non muslim.surat-surat itu di antara nya berisi ajakan untuk memeluk agama islam bagi penguasa non muslim,atau berisi masalah seperti masalah hukum pajak,dan bentuk-bentuk ibadah lain nya.Dan surat yang di kirim itu di tulis oleh seketeris nabi yang jumlah nya ada 45 orang.
C Dengan cara peragaan praktis
       Syuhudi Ismail mengatakan cara peragaan praktis ini dengan sebutan penyampaian melalui perbuatan,seperti sebagimana cara melakukan wudu,puasa,haji dan lain-lain.Biaanya dalam memberikan contoh  praktis tersebut di ikuti dengan adanya perintah untuk mengerjakan nya.Nabi bersabda5’’sholat lah kamu sebagaimana kalian mlihat saya sholat’’
        Untuk lebih melengkapi di atas,di kemukakan penjelasan dari Dr.Majjad al-khatib yang  dalam hal ini telah menguraikan lebih kepada aspek metodologis nya.Metode yang di maksud ada lah sebagai berikut 00
1 Pengajaran bertahab
  Metode ini di gunakan Rasulullah S.a.w dalam rangka menjelaskan Al-Qur’a
2 Mendirikan pusat-pusat pengajaran
  Dalm hal ini Rasullulah S.a.w menjadikan Dar Al-arqam sebagai pusat (markas)dakwah islamiyah
3  Lebih menggunkan etika dalm pengajaran
4 Lebih berfariasi dalam pengajaran
        Metode ini di gunakan untuk menghilang  kan kebosanan dan kejenuhan di kalangan sahabat
5 Memberi contoh paktis kepada para sahabat nya
6  Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
7  Memudah kan dan tidak meberat kan
      Adapun faktor-fator yang mendukung percepatan penyiaran hadis di masa Nabi adalah;
 1 Rasulullah sendiri rajin menyampaikan dakwah
2 Karakter ajaran islam sebagai ajaran yang baru telah membangkit kan semangat orang di                    lingkungan  nya untuk selalu menanyakan kandungan agma ini
3 Peran para istri nabi amat besar dalam penyiaran islam.
B.   HADIS PADA MASA SAHABAT DAN TABI’IN    
1 SAHABAT DAN RIWAYAT HADIST
     Siapa si  yang di maksud sahabat? sahabat adaah;
A.  Orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dan berimn kepadanya dan mati sebagi seorang islam.
B  Orang yang lama menemani nabi S.a.w dan berulang kali mengadakan pertemuan dengan nya dalam  rangka mengikuti dan mengambil pelajaan dari nya 
C    Orang islamyng pernah   menemani Nabi s.a.w atau melihatnya[2]
        Dari uraian di atasdi ketahui bahwa sahabat itu mempunyai unsur bergaul dengan nabi.Priode kedua sejarah perkembangan hadis adalah pada masa sahabat ,khusus nya sahabat khulafa Al- Rasyidun(Abu Bakar al – syiddiq,Umar bin khattab,Utsman bin Affan,dan Ali bin Ali thalib).Priode ini di sebut dengan zaman Al-Tasabbut wa al-iqlql min al-Riwayah(priode membatasi hadis dan menyedikit kan riwayat).Berikut ini akan di uraikan periwayatan hadis pada masa sahabat/khulafa’ Al – Rasyidin.                                      
1  Abu Bakar al – siddik
       Sahabat nabi yang pertama tama menunjukkan sikap kehati –hatian nya dalam meriwayat kan hadi adalah Abu Bakaar al-siddik 29.Tindakan hati – hati  Abu Bakar tersebut  lebih di latar belakangia oleh karena beliau merasa khawatir bebuat salah dalam meriwat kan hadis.Hal  ini sebagaimana riwayat yang datang nya dari Aisyah sebagai berikut:
“Ayahku (Abu Bakar) mengumpulkan hadist-hadist rasulullah sebanyak 500 buah. Pada suatu malam beliau tampak resah sampai saya merasa risau. Akhirnya saya bertanya, apakah ayah sedang sakit atau ada suatu hal yang ayah dengar? Esoknya beliau menyuruhku untuk membawakan hadist-hadist yang ada padaku. Setelah kuberikan kepada beliau, beliau membakarnya. Saya lalu bertanya, kenapa ayah membakar hadist-hadist itu? Beliau menjawab: “saya khawatir apabila saya mati dan hadis-hadist itu masih ada padaku. Sebab hadist-hadist itu berasal dari orang yang saya percayai, padahal itu seperti, padahal itu seperti yang beliau sampaikan kepadaku, maka saya telah menyebarluaskannya”. [3]
 
  


      Selain sebab-sebab di atas,menurut Suhudi Ismail,ada 3 faktor yang menyebabkan yang menyebabkan Abu Bakar tidak banyak meriwayatkan hadist yaitu:
                                          
A. Dia selalu sibuk dalam keadaan menjabat Khalifah
B. Kebutuhan akan hadis tidak sebanyak pada zaman sesudah nya
C. Jarak waktu antara kewafatan nya dengan kewafatan nabi sangat singkat 32.

       Dengan demikiian dapat di maklumi kalau sekiranya aktifitas periwayatan pada masa Khalifah  Abu Bakar masih sangat terbatas dan belum sangat menonjol.
2.  Umar bin Khattab
        Tindakan hati-hati yng di lakukan Khlifah Abu Bakar Al-siddik juga ddi ikuti oleh sahabat Umar bin Khattab ,Umar bin khattab dalam hal ini juga terkenal sebagai orang yang sangat berhati –hatida dalam meriwayat kan sebuah hadis.
         Pada masa periwayata hadis juga telah banyak di lakukan oleh umat islam,tentu dalam periwayatan tetap memegang sikap kehati – hatian.Lagi- lagi sikap hati-hati yang di lakukan umar ini di  samping untu menghindar kan kekeliruan dalam meriwayat kan hadis juga dapat menghalangi orang –orang yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan periwayatan hadist.
         Ketika menjadi kholifah,Umar meminta kepada sahabat agar tidak terlalu banyak meriwayat kan Hadist eperti pada zaman Umar 29  seperti pada zaman Umar dan Abu Bakar siddiq.

4. Ali Bin Abi Thalib
     Khalifah Ali bin Abi Thalib dalm meriwayat kan hadis tidak jauh berbeda dengan para khalifah pendahulunya,Dilihat dari kebijaksanaana pemerintah,kehati – hatian nya dalam kegiatan periwaytan hadis pada massa khalifah Ali bin abi thalib sama dengan zaman sebelum nya .Akan tetapi situasi  dan kondisi umat islam pada zaman Ali telah berbeda dengan situasi pada zaman sebelum nya,pertentangan politik politik di kalangan umat islam tela makin menajam,peperangan antara kelompok pendukung Ali dan pendukung muawiyah telah terjadi.hal ini membawa dampak negatif dalam bidng kegiatan periwayatan hadist.kepentingan politk telah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pemalsuan hadist.Dengan demikian ,tidak seluruh hadis di percayai riwayatan nya.

C .SEJARAH HADIST PADA MASA TABI’IN
        Sebagai mana para sahabat, para tabi’in juga cukup berhati-hati dalam meriwayatkan hadist. Hanya saja beban mereka tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan yang dihadapi sahabat. Pada masa ini al-Qur’an sudah dikumpulkan dalam suatu mushaf, sehingga tidak menghawatirkan mereka untuk tercampur dengan hadist. Disamping itu pada masa Usman Bin ffan para sahabat ahli hadist telah menyebar ke beberapa wilayah Islam, sehingga memudahkan para tabi’in untuk mempelajari hadist dari mereka.[4] Hadist-hadist yang diterima oleh para tabi’in, seperti telah disebutkan ada yang dalam bentuk catatan-catatan atau tulisan-tulisan dan ada yang harus dihafal, di samping dalam bentuk yang sudah terbolehkan dalam ibadah dan amaliyah. Para sahabat yang mereka saksikan dan mereka ikuti. Sesuai dengan tersebarnya para sahabat ke wilayah-wilayah kekuasaan islam maka tercatat beberapa kota sebagai pusat pembinaan  dalam periwayatan hadis, sebagai tempat tujuan para tabi’in dalam mencari hadist pada masa tabi’in juga terjadi kegiatan menghafal dan memilih hadist. Banyak riwayat yang menunjukan betapa mereka memperhatikan kedua hal ini. Tentang menghafal hadist, para tabi’in seperti: Ibnu abi Laila, Abu Al-aliyah, Ibnu Sihab Azzuhri, Urwan bin Az zubair dan Al qomah adalah tokoh-tokoh terkemuka yang sangat menekankan pentingnya menghafal hadits secara terus menerus.
       Di samping menghafal hadist di antara mereka juga menulis atau memiliki catatan hadist yang mereka terima dari para sahabat. Di antara tabi’in besar yang menuliskan hadist-hadist yang diterimanya ialah Abban bin Usman bin Affan, Ibrahim bin Yazid An naqo’I, Abu sulaiman bin Abdurrahman Abi Kilabah, Ummu Darda’, Juma’imah binti Yahya, Jabir bin Zaid al asdi, dan lain-lain.
         Sedangkan diantara tabi’in kecil yang memiliki catatan hadist ialah: Ibrahim bin Abdul A’la al ju’fi, Ibrahim bin Muslim al hajari, Isha’ bin Abdullah, Ismail bin abi Khalid al Damasi, Ayub bin Abi Tamimah as syahtayami, Bagir bin Abdillah al sajj dan lain-lain. Pada masa tabi’in ini muncul atau terjadi perpecahan politik yang sebenarnya sudah terjadi sejak masa sahabat, setelah terjadinya perang jamal dan perang siffin yaitu tatkala kekuasaan di pegang oleh Ali bin Abi Thalib.
        Dari persoalan politik diatas langsung atau tidak langsung cukup memberikan pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap perkembangan hadist berikutnya. Adapun pengaruh yang berakibat positif adalah lahirnya rencana dan usaha yang mendorong di adakan kondifikasi hadist sebagai upaya penyelamatan dari pemusnahan dan pemalsuan.
     



[1] Nor ichwan,studi ilmu hadis, rasail media grub semarang 2007,65
[2] Muh. Zuhri, Hadist Nabi Tiara wacana yogya, 2003,41
[3] Dikutip dari ‘Azami, op, cit, 132-133
[4]

1 komentar:

Belajar mengatakan...

sory idak tulis referensi lengkapnya