Rabu, 11 Maret 2015

Jenis-jenis kurikulum


JENIS-JENIS KURIKULUM
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum”


Disusun oleh :
Wahyu Maruto Aji (210613166)
Aris Dwi Cahyono (210613)

Dosen pengampu :
Moh. Miftachul choiri, M.A.

JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
(STAIN PONOROGO)
2015

PENDAHULUAN
  A.    Latar belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka membantu peserta didik dalam menguasai materi pengajaran dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan.Dengan demikian, setiap pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu baik pada penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan pribadi, komunikasi sosial dan kemampuan kerja.Oleh karenanya dalam mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar peserta didik, maka diperlukan kurikulum, metode penyampaian, media dan sumber belajar serta alat evaluasi yang tepat.Untuk memberikan gambaran komprehensif tentang model kurikulum yang dikembangkan pada sekolah, perlu dideskripsikan makna dan urgensi kurikulum dalam pendidikan, pendekatan dan orientasi kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar. Selain itu kurikulum juga menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan. Adapun organisasi atau desain kurikulum bertalian erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan.Kurikulum formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlamat atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai.Ia merupakan satu set dokumen untuk dilaksanakan.Setiap sekolah ada kurikulum terancang iaitu satu set objektif yang berstruktur dengan kandungan dan pengalaman belajar serta hasil yang dijangkakan. Ia merupakan rancangan eksplisit dan operasional yang dihasratkan, lazimnya dikelolakan mengikut mata pelajaran dan gred, di mana peranan guru didefinisikan dengan jelas (Ornstein, A.C. & Hunkins, F, 1983).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sebelum mengenal lebih jauh tentang kurikulum maka kita harus mengetahui jenis-jenis kurikulum tersebut, oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang jenis-jenis kurikulum.
  B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja jenis-jenis kurikulum?
2.      Keunggulan dan kelemahan dari masing masing jenis kurikulum?

PEMBAHASAN
       A.    Jenis-jenis kurikulum
Jika dilihat dari sudut guru sebagai pengembang kurikulum dikenal jenis-jenis kurikulum sebagai berikut:
v  Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
v  Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah ditentukan secara pasti mulai tujuan,materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya.
v  Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas.
Sedangkan  Nasution mengatakan bahwa jenis-jenis kurikulum ada 3 (tiga),  yaitu:
1.     Separate Subject Curriculum
Separate subject curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-pisah. Istilah lain dari kurikulum ini ialah kurikulum mata pelajaran terpisah atau tidak menyatu, dikatakan demikian karena data-data pelajaran disajikan pada peserta didik dalam bentuk subject atau mata pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Penyusunannya didasarkan atas pengalaman dan kebudayaan umat manusia sepanjang masa, lalu disederhanakan dan disusun secara logis, kemudian disesuaikan dengan umur dan perkembangan anak didik.Pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman-pengalaman itu dituangkan ke dalam kurikulum dari suatu lembaga pendidikan (Sekolah); dibagi-bagi menurut keperluan setiap tingkatan kelas serta ditentukan scopenya masing-masing.
Untuk penyusunan kurikulum selanjutnya para penyusun membagi-bagi berbagai kelompok mata pelajaran tersebut menjadi bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program, sedang peserta didik dipersilahkan untuk memilih bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program yang sesuai dengan minatnya.sungguhpun demikian penyelenggaraan dan pelaksanaan mata pelajaran masih tetap terpisah-pisah sesuai dengan organisasi separated subject curriculum.[1]
2.      Correlated Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling    Berhubungan)
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain. Jadi di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya, ditempuh dengan cara-cara korelasi antara lain:
a.       Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya.
b.      Korelasi etis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti.
c.       Korelasi sistematis, yaitu yang mana korelasi ini disusun oleh guru sendiri.
d.      Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk mengkorelasikan antara mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru B.
e.       Korelasi formal, yaitu kurikulum ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru atau tim secara bersama-sama.
f.       Korelasi meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi.
3.      Curriculum Pengembangan aktivitas
Korelasi antar pokok bahasan di luar bidang studi yang tidak sejenis, misalnya: pembahasan pokok bahsan “Candi Borobudur”. Untuk membahasa candi Borobudur perlu pembahasan mengenai:
a.       Letak candi : dibahas oleh ilmu tanah, ilmu bumi
b.      Letak dan siapa yang mendirikan: dibahas oleh mata pelajaran sosiologi,    antropologi dan sejarah.
c.       Pemilihan batu untuk candi: dibahas olehmata pelajaran ilmu alam
d.      Bentuk candi: dibahas oleh ilmu arsitek
e.       Kedatangan turis(luar/dalam negeri): dibahas oleh mata pelajaran ilmu pariwisata.
f.       Beli souvenir: dibahas oleh mata pelajaran ilmu dagang dan sebagainya.[2]
4.      Intergrated Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
Integrated curriculum (kurikulum terpadu) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi (perpaduan) dari beberapa mata pelajaran  sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.
        B.     Keunggulan dan Kelemahan masing-masing jenis kurikulum
1.      Separate Subject Curriculum
Keunggulan separate subject curriculum adalah sebagai berikut:
a.       Memudahkan guru sebagai pelaksana kurikulum.
b.      Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis, sistematis dan berkesinambungan.
c.       Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana, mudah direncanakan dan mudah dilaksanakan dan mudah juga diadakan perubahan jika diperlukan.
d.      Kurikulum ini mudah dinilai untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk dilakukan perubahan seperlunya
Kelamahan-kelemahan separate subject curriculum adalah sebagai berikut ini:
a.       Perkembangan dan pertumbuhan anak tidak harmonis.
b.      Kurang memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi anak secara factual dalam kehidupan mereka sehari-hari
c.       Cenderung statis dan ketinggalan zaman
d.      Kurikulum bentuk ini sangat terbatas, karena hanya menekankan pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan factor-faktor lain.
2.     Correlated Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan)
Adapaun keunggulan dari Correlated Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan) adalah sebagai berikut:
a.       Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran yang dapat menopang kebulatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik berhubung mereka menerimanya tidak secara terpisah-pisah.
b.      Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan pengalamannya secara fungsional. Hal ini disebabkan mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.
c.       Bahan pelajaran yang disajikan akan lebih dipahami
d.      Pemahaman murid tentang bahan yang diajarkan akan lebih luas
e.       Minat murid untuk mempelajari bahan pelajaran bertambah sehingga ia pun dapat mengasosiasikan pengetahuan yang dieprolehnya
f.       Bahan yang disajikan lebih jelas dan lebih bermanfaat dalam kehidupannya.
Kelemahan-kelemahan dari correlated curriculum ini adalah sebagai berikut:
a.       Kurikulum bentuk ini pada hakekatmya masih bersifat subject contered dan belum memilih bahan yang langsung dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta masalah-masalah kehidupan sehari-hari.
b.      Penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan lingkup yang lebih luas tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam.
3.      Intergrated Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
Kurikulum Intergrated Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)  memiliki keunggulan sebagai berikut:
a.       Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum unit bertalian erat dengan yang lain
b.      Kurikulum ini sesuai dengan teori tentang belajar yang mendasarkan berbagai      kegiatan pada pengalaman, kesanggupan, kematangan dan minat peserta didik
c.       Adanya hubungan erat antara sekolah dan masyarakat
Kelemahan dari kurikulum ini:
a.       Kuirkulum ini tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis.
b.      Pelaksanaan kurikulum bentuk ini amat repot.
c.       Dengan kurikulum bentuk ini tidak dapat dimungkinkan adanya ujian umum.



DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.34-38



[1] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.34-38
[2]Ibid, hlm. 41

Tidak ada komentar: