JENIS-JENIS KURIKULUM
Makalah ini
kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum”
Disusun oleh :
Wahyu Maruto Aji (210613166)
Aris Dwi Cahyono (210613)
Dosen pengampu :
Moh. Miftachul choiri, M.A.
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
(STAIN PONOROGO)
2015
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan pada
dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka
membantu peserta didik dalam menguasai materi pengajaran dan mencapai
tujuan-tujuan pendidikan.Dengan demikian, setiap pendidikan diarahkan pada
pencapaian tujuan-tujuan tertentu baik pada penguasaan ilmu pengetahuan,
pengembangan pribadi, komunikasi sosial dan kemampuan kerja.Oleh karenanya
dalam mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar
peserta didik, maka diperlukan kurikulum, metode penyampaian, media dan sumber
belajar serta alat evaluasi yang tepat.Untuk memberikan gambaran komprehensif
tentang model kurikulum yang dikembangkan pada sekolah, perlu dideskripsikan
makna dan urgensi kurikulum dalam pendidikan, pendekatan dan orientasi
kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar. Selain itu kurikulum juga
menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk
mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara
aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan. Adapun organisasi atau desain
kurikulum bertalian erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan.Kurikulum
formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlamat
atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai.Ia merupakan satu set dokumen
untuk dilaksanakan.Setiap sekolah ada kurikulum terancang iaitu satu set objektif
yang berstruktur dengan kandungan dan pengalaman belajar serta hasil yang
dijangkakan. Ia merupakan rancangan eksplisit dan operasional yang dihasratkan,
lazimnya dikelolakan mengikut mata pelajaran dan gred, di mana peranan guru
didefinisikan dengan jelas (Ornstein, A.C. & Hunkins, F, 1983).
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sebelum mengenal lebih jauh tentang
kurikulum maka kita harus mengetahui jenis-jenis kurikulum tersebut, oleh
karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang jenis-jenis kurikulum.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
saja jenis-jenis kurikulum?
2.
Keunggulan
dan kelemahan dari masing masing jenis kurikulum?
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
kurikulum
Jika
dilihat dari sudut guru sebagai pengembang kurikulum dikenal jenis-jenis
kurikulum sebagai berikut:
v Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru
memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.
v Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah
ditentukan secara pasti mulai tujuan,materi, metode dan evaluasinya, sehingga
guru tinggal melaksanakan apa adanya.
v Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah
terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam
kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih
lanjut dalam kelas.
Sedangkan
Nasution mengatakan bahwa jenis-jenis kurikulum ada 3 (tiga), yaitu:
1.
Separate
Subject Curriculum
Separate subject curriculum adalah
jenis organisasi kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang
terpisah-pisah. Istilah lain dari kurikulum ini ialah kurikulum mata pelajaran
terpisah atau tidak menyatu, dikatakan demikian karena data-data pelajaran
disajikan pada peserta didik dalam bentuk subject atau mata pelajaran yang
terpisah satu dengan yang lainnya.
Penyusunannya didasarkan atas
pengalaman dan kebudayaan umat manusia sepanjang masa, lalu disederhanakan dan
disusun secara logis, kemudian disesuaikan dengan umur dan perkembangan anak
didik.Pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman-pengalaman itu dituangkan ke dalam
kurikulum dari suatu lembaga pendidikan (Sekolah); dibagi-bagi menurut
keperluan setiap tingkatan kelas serta ditentukan scopenya masing-masing.
Untuk
penyusunan kurikulum selanjutnya para penyusun membagi-bagi berbagai kelompok
mata pelajaran tersebut menjadi bagian-bagian/ jurusan-jurusan,
program-program, sedang peserta didik dipersilahkan untuk memilih
bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program yang sesuai dengan
minatnya.sungguhpun demikian penyelenggaraan dan pelaksanaan mata pelajaran
masih tetap terpisah-pisah sesuai dengan organisasi separated subject
curriculum.[1]
2.
Correlated
Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan)
Correlated berasal dari kata
correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan
antara satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus
dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang
lain, yang satu melengkapi yang lain. Jadi di sini mata pelajaran itu
dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri
sendiri. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya,
ditempuh dengan cara-cara korelasi antara lain:
a.
Korelasi okasional atau
incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya.
b.
Korelasi etis, yaitu yang
bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran diambil pendidikan
agama atau budi pekerti.
c.
Korelasi sistematis, yaitu
yang mana korelasi ini disusun oleh guru sendiri.
d.
Korelasi informal, yang
mana kurikulum ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa guru saling
bekerja sama, saling meminta untuk mengkorelasikan antara mata pelajaran yang
dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru B.
e.
Korelasi formal, yaitu
kurikulum ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru atau tim secara
bersama-sama.
f.
Korelasi
meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan fungsi dari
beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu
bidang studi.
3.
Curriculum
Pengembangan aktivitas
Korelasi antar pokok bahasan di luar
bidang studi yang tidak sejenis, misalnya: pembahasan pokok bahsan “Candi
Borobudur”. Untuk membahasa candi Borobudur perlu pembahasan mengenai:
a.
Letak
candi : dibahas oleh ilmu tanah, ilmu bumi
b.
Letak
dan siapa yang mendirikan: dibahas oleh mata pelajaran
sosiologi, antropologi dan sejarah.
c.
Pemilihan
batu untuk candi: dibahas olehmata pelajaran ilmu alam
d.
Bentuk
candi: dibahas oleh ilmu arsitek
e.
Kedatangan
turis(luar/dalam negeri): dibahas oleh mata pelajaran ilmu pariwisata.
f.
Beli
souvenir: dibahas oleh mata pelajaran ilmu dagang dan sebagainya.[2]
4.
Intergrated
Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
Integrated curriculum (kurikulum
terpadu) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi (perpaduan) dari beberapa mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam
proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas
rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan
beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.
B.
Keunggulan
dan Kelemahan masing-masing jenis kurikulum
1.
Separate
Subject Curriculum
Keunggulan
separate subject curriculum adalah sebagai berikut:
a.
Memudahkan
guru sebagai pelaksana kurikulum.
b.
Bahan
pelajaran dapat disajikan secara logis, sistematis dan berkesinambungan.
c.
Organisasi
kurikulum bentuk ini sangat sederhana, mudah direncanakan dan mudah
dilaksanakan dan mudah juga diadakan perubahan jika diperlukan.
d.
Kurikulum
ini mudah dinilai untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk dilakukan
perubahan seperlunya
Kelamahan-kelemahan
separate subject curriculum adalah sebagai berikut ini:
a.
Perkembangan
dan pertumbuhan anak tidak harmonis.
b.
Kurang
memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi anak secara factual dalam kehidupan
mereka sehari-hari
c.
Cenderung
statis dan ketinggalan zaman
d.
Kurikulum
bentuk ini sangat terbatas, karena hanya menekankan pada perkembangan
intelektual dan kurang memperhatikan factor-faktor lain.
2.
Correlated
Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan)
Adapaun keunggulan dari Correlated
Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan) adalah
sebagai berikut:
a.
Adanya
korelasi antara berbagai mata pelajaran yang dapat menopang kebulatan
pengalaman dan pengetahuan peserta didik berhubung mereka menerimanya tidak
secara terpisah-pisah.
b.
Adanya
korelasi antara berbagai mata pelajaran memungkinkan peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan dan pengalamannya secara fungsional. Hal ini disebabkan
mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran untuk
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.
c.
Bahan
pelajaran yang disajikan akan lebih dipahami
d.
Pemahaman
murid tentang bahan yang diajarkan akan lebih luas
e.
Minat
murid untuk mempelajari bahan pelajaran bertambah sehingga ia pun dapat
mengasosiasikan pengetahuan yang dieprolehnya
f.
Bahan
yang disajikan lebih jelas dan lebih bermanfaat dalam kehidupannya.
Kelemahan-kelemahan
dari correlated curriculum ini adalah sebagai berikut:
a.
Kurikulum
bentuk ini pada hakekatmya masih bersifat subject contered dan belum memilih
bahan yang langsung dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta masalah-masalah
kehidupan sehari-hari.
b.
Penggabungan
beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan lingkup yang lebih luas
tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam.
3.
Intergrated
Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
Kurikulum Intergrated Curriculum
(Kurikulum yang di Padukan) memiliki keunggulan sebagai berikut:
a.
Segala
hal yang dipelajari dalam kurikulum unit bertalian erat dengan yang lain
b.
Kurikulum
ini sesuai dengan teori tentang belajar yang mendasarkan
berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan,
kematangan dan minat peserta didik
c.
Adanya
hubungan erat antara sekolah dan masyarakat
Kelemahan
dari kurikulum ini:
a.
Kuirkulum
ini tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis.
b.
Pelaksanaan
kurikulum bentuk ini amat repot.
c.
Dengan
kurikulum bentuk ini tidak dapat dimungkinkan adanya ujian umum.
DAFTAR PUSTAKA
http://maiderawati21051991.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-kurikulum.html di akses
tanggal 10 maret 2015
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.34-38
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-kurikulum-pendidikan-jenis.htmldi akses tanggal 10 maret 2015
http://dianasmarani.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-kurikulum.htmldi akses tanggal 10 maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar