BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
kita menjadi guru kita harus memahami definisi pembelajaran karena oleh
beberapa ahli pembelajaran sendiri memeiliki arti yang sangat luas,
pembelajaran tidak dapat didefinisikan hanya sebagai sebuah proses pemindahan
pengetahuan dari seorang guru terhadap peserta didik. Akan tetapi pembelajaran
harus dipahami lebih luas dan lebih menyeluruh.
Selain
memahami definisi pembelajaran seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip
dasar suatu disiplin ilmu agar guru tersebut mampu mengajarkan dan menyampaikan
maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga seorang guru mampu membimbing
murid tersebut menguasai dan memahami suatu disiplin ilmu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan masyarakat, agama dan Negara.
Dalam
pembelajaran IPS di MI sudah seyogyanya seorang guru memahami prinsip-prinsip
dasar dalam melakukan pembelajaran IPS. Prinsip-prinsip ini merupakan satu
kesatuan guna mencapai tujuan pembelajaran IPS bagi seluruh peserta didik.
Prinsip dasar pembelajaran sebagai berikut :
1. Intregrated
(terpadu)
2. Interaksi
3. Kesinambungan
dan perubahan
4. Kooperatif
5. Kontekstual
6. Problem
solving
7. Inkuiri
8. Keterampilan
sosial
B. LATAR
BELAKANG MASALAH
1. Apa
pengertian pembelajaran IPS ?
2. Apa
tujuan dasar pembelajaran IPS di MI ?
3. Apa
pengertian prinsip-prinsip dasar pembelajaran IPS di MI ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahuai hakekat
pembelajaran IPS.
2.
Mengetahui tujuan
pembelajaran IPS di MI
3.
Mengetahui
prinsip-prinsip dasar pembelajaran IPS di MI
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN
IPS
Pembelajaran
merupakan suatu istilah yang memiliki pengertian yang sangat luas dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau sebagai suatu proses
membelajarkan peserta didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan
dievaluasi secara sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem,
berarti pembelajaran berarti sebuah komponen yang teroganisisr antara lain
tujuan pembelajaran, materi pembalajan, strategi dan model pembelajaran, media
pembelajaran atau alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran,
dan tindak lanjut pembelajaran
Menurut Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan
alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Proses tindakan belajar pada
dasarnya adalah bersifat internal, namun proses itu dipengaruhi oleh
factor-faktor eksternal. Misalnya, perhatian peserta didik dalam pembelajaran
dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari luar.
Dalam pembelajaran pendidik harus benar-benar
mampu menarik perhatian peserta didik untuk mencurahkan seluruh energinya
sehingga dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal dan memperoleh hasil
belajar seperti apa yang diharapkan
.Pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga
sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya
dengan lingkungan (Briggs,1992)
Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan peserta didik. Istilah pembelajaran lebih tepat digunakan karena
ia menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Di
samping itu, ungkapan pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk
mengungkapkan tujuan pendekatan pembelajaran dalam upaya membelajarkan peserta
didik.[1]
Sedangkan IPS adalah suatu bahan kajian
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi
diorganisasikan dari konsep-konsep ketrampilan-ketrampilan Sejarah, Geografi,
Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001: 9). Fakih Samlawi &
Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang
memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial disusun melalui
pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan
kehidupannya.
IPS merupakana nama salah satu mata
pelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Istilah IPS di Sekolah Dasar merupakan nama
mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep
disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial
kehidupan. Materi IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin
ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogic dan psikologis
serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistic.[2]
Menurut Resnik dalam Martorrela (1991).
Pembelajaran IPS adalah alih informasi pengetahuan dan keterampilan yang
membantu peserta didik menempatkan diri dalam situasi yang membuatnya mampu
melakukan konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan
mampu mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu
melaksanakannya.
Martoella
(1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek
“pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan
IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Dari
beberapa uraian diatas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran IPS adalah suatu
sistem pendidikan yang terdiri dari berbagai faktor yang menyusun. Antara lain
peserta didik, pendidik, media belajar, fasilitas belajar dan juga sumber
belajar yang bertujuan membuat peserta didik menguasai dan memahami berbagai
intregasi berbagai disiplin ilmu social. Seperti ekonomi, sejarah, sosial,
geografi dan lain-lain. Selain ilmu sosial juga ilmu humaniora, sains bahkan berbagai
isu dan masalah sosial kehidupan
Sehingga pembelajaran IPS di MI
lebih mengutamakan mendidik peserta didik menjadi seseorang yang mampu menempatkan diri dalam situasi yang membuatnya
mampu melakukan konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami,
dan mampu mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu
melaksanakannya sesuai tingkat dan lingkungan dimana peserta didik tersebut
berada.
B. TUJUAN
PEMBELAJARAN IPS di MI
Tujuan pembelajaran IPS di MI adalah untuk
member bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri
sesuai bakat, minat, kemampuan dan lingkunganya dalam bidang pembelajaran di
MI.
Tujuan yang lebih spesifik bias ditelaan
dibawah ini :
1. Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi
geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan peadagogis
dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan
kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun
internasional.
C. PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN IPS DI MI.
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental
atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah
perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun
pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu
Sehingga sebagai pendidik kita harus
mengetahui pedoman-pedoman dasar yang menuntun atau menunjukan kita kepada
tujuan sebuah pembelajaran. Begitu pula pembelajaran IPS di MI, sebagai sebuah
system yang memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai pembelajaran IPS di MI
juga memiliki pedoman dasar yang harus dipahami oleh pendidik. Agar peserta
didik yang menerima pembelajaran tersebut mampu memahami dan mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut
dibuat.
Prinsip-prinsip atau pedoman dasar
pembelajaran IPS di MI sebagaimana yang terdapat pada buku lapis PGMI antara
lain Intregrated (terpadu), Interaksi,
Kesinambungan dan perubahan, Kooperatif, Kontekstual, Problem solving, Inkuiri,
Keterampilan sosial.
1. Intregrated (terpadu)
Intregrated istilah ini mirip dengan istilah integrasi atau keterpaduan, dalam
KBBI intregasi (n) adalah pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat. Dalam konteks ini integrasi adalah satu kesatuan antar disiplin ilmu
sosial yang saling terkait, dengan demikian dalam penyampaian materi
pembelajaran IPS dilaksanakan dengan memadukan antar disiplin ilmu yang
terkait.
Sehingga pembelajaran IPS dapat dilakukan
berdasarkan topik yang terkait, misalnya kegiatan ekonomi penduduk dalam hal
ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam
disiplin geografi.
2.
INTERAKSI
Interaksi
dalam
KBBI berarti hubungan, dan dalam kontek ini adalah hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok. Timbulnya interaksi disebabkan oleh dorongan saling membutuhkan dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik itu kepuasan, ingin diperhatikan,
dan ingin mendapat kasih sayang.
Interaksi
merupakan kegiatan yang menjadi kodrat seumur hidup dari manusia sebagai
makhluk sosial. Sejak lahir manusia sudah memiliki naluri untuk berinteraksi
dengan makhluk hidup lain. Dengan bertambahnya umur dan juga bertambah luasnya
pergaulan maka interaksi yang terjadi semakin luas. Sehingga dalam konteks ini
pembelajara IPS menjadi dasar yang mendidik peserta didik agar memiliki
pengetahuan tentang bentuk interaksi secara umum dan juga medidik peserta didik
agar mampu dan terbiasa berinteraksi dengan sesama makhluk hidup lain.
Karena
manusia sebagai makhluk sosial ingin hidup berkelompok dan kosekuensinya saling
membutuhkan, saling bekerjasama dalam melakukan pekerjaan, saling kerjasama
dalam pemecahan masalah sosial dan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Lebih dari itu dalam bekerjasama dituntut untuk saling kompromi atas keinginan
pribadi demi kepentingan kelompok. Sehingga dalam pembelajaran IPS pendidik
diharapkan mampu menanamkan sifat dasar ini melalui pembelajaran yang ada.
3.
KESINAMBUNGAN
DAN PERUBAHAN
Dalam
kehidupan bermasyarakat manusia akan selalu terikat dengan adat dan tradisi
yang sudah ada dan diwariskan dari generasi sebelumnya. Pewarisan ini akan
berlangsung dari satu generasi ke generasi yang selanjutnya. Sebagai contoh
kesinambungan kehidupan itu terjadi karena lembaga perkawinan.
Seperti
halnya uraian diatas pembelajaran IPS juga harus bersinambung karena pada
dasarnya materi dan pemahaman peserta didik harus sambung-menyambung, sehingga
peserta didik lebih mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan. Sebagai
contoh materi sejarah ketika tidak berkesinambungan akan membuat peserta didik
kebingungan memahami alur dan hubungan sebab akibat peristiwa sejarah tertentu.
Selain
harus bersinambung pembelajaran IPS juga harus mengikuti perubahan. Hal ini
karena manusia sebagai obyek utama pembelajaran IPS terus mengalami perubahan
sesuai dengan berjalanya waktu serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tidak ada individu, kelompok atau masyarakat yang berhenti
berproses. Misalnya apabila kebudayaan suatu masyarakat berubah, baik besar
maupun kecil maupun kecil maka masyarakar yang mempunyai kebudayaan tersebut
juga akan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi. Perubahan
sosial ini bias terjadi karena politik, ekonomi, ataupun kemajuan teknologi
dengan skala yang berbeda-beda tiap masyarakat di daerah satu dengan daerah
lainya. Sehingga dalam mengajarkan IPS pendidik harus mengikuti dan melacak
perubahan-perubahan yang terjadi sehingga para peserta didik mampu mengambil
nilai-nilai yang terkandung.
4.
KOOPERATIF
Kooperatif
(adj) dalam KBBI berarti bekerjasama atau membantu. Dalam pembelajaran kita
mengenal cooperative learning yaitu
system pembelajaran yang member kesempatan pada peserta didik untuk salin
berinteraksi dan bekerja sama dengan peserta didik lain. Dalam cooperative learning ada struktur
dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif, sehingga memungkinkan peserta
didik untuk berinteraksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat
interdependensi efektif diantara anggota kelompok.
Dalam
pembelajaran IPS siswa dilatih memahami hubungan sosial secara langsung dalam
proses pembelajaran, dan pendidik dapat menggunakan system/strategi cooperative learning ini sebagai salah
satu pembelajaran langsung dalam proses pebelajaran.
Menurut
sanjaya (2007) cooperative learning memiliki
empat prinsip dasar sebagai berikut :
·
Prinsip
Ketergantungan Positif
Kerja
kelompok adalah kerja tim, yaitu keberhasilan dari tugas kelompok tersebut
tergantug pada keberhasilan semua
individu dalam kelompok tersebut. Dan keberhasilan tim tersebut tergantung
sejauh mana anggota kelompok tersebut memahami dan tanggung jawabnya terhadap
tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu setiap anggota tergantung dengan
anggota yang lainya dan dari keteragntungan ini keberhasilan kelompok
ditentukan. Inilah yang disebut ketergantungan positif.
·
Tanggung
Jawab Perseorangan
Keberhasilan
kelompok tergantung dari keberhasilan setiap individu. Sehingga setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab terhadap kewajiban yang diberikan
kepadanya. Implikasinya dalam evaluasi guru harus memberikan penilaian terhadap
individu tida hanya terhadap kelompok.
·
Interaksi
Tatap Muka
Implementasi
cooperative learning member ruang kepada
setiap individu dalam kelompok untuk saling memberikan informasi dan
membelajarkan seluas-luasnya dengan anggota lainya dalam kelompok. Interaksi
tatap muka akan memberi pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok
untuk bekerjasama, manghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan setiap
anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.
·
Partisipasi
dan Komunikasi
Tujuan
utama cooperative learning adalah
melatih setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dengan
baik. Dengan cooperative learning diharapkan
siswa mampu mengembangkan kemampuan dasar dalam berkomunikasi seperti
mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab, menyatakan setuju, dan menyanggah
pernyttaan temanya dengan santun dan tidak memojokan temanya.
5.
KONTEKSTUAL
Salah
satu prinsip dasar pembelajaran IPS adalah kontekstual yaitu dalam proses
pembelajaran peserta didik diarahkan untuk belajar tidak hanya dari materi yang
bersumber dari buku akan tetapi dari materi yang bersifat ada disekitar peserta
didik baik lingkup keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan lain.
Dengan
belajar dari segi lingkungan dan kehidupan disekitar peserta didik, diharapkan
mereka mampu menjadi peserta didik yang mandiri. Mendorong mereka belajar dari
sesama teman yang mempunyai latar belakang dan keadaan yang berbeda-beda dan
juga memahami lingkungan yang
berbeda-beda. Sehingga peserta didik dapat lebih memahami kedaan sosial di
sekitar mereka secara pasti (autentik), karena dalam pembelajaran kontekstual
ditekankan menggunakan penilaian autentik (authentic
assessment)
Lebih
lanjut untuk memahami dan memperoleh hasil yang maksimal maka pembelajaran
kontekstual menekankan pada tujuh pilar kontekstual, yaitu.
Kontruktivisme,
maksudnya peserta didik diberi kesempatan untu membangun sendiri pengetahuanya
bukan menerima saja dari guru.
Inkuiri,
adalah pengetahuan diperoleh dengan menemukan melalui pengalaman sendiri.
Bertanya,
adalah belajar dengan kegiatan produktif, menggali informasi, menghasilkan
pengetahuan.
Masyarakat
belajar, adalah kerjasama, maju bersama, dan saling membantu.
Pemodelan,
maksudnya pembelajaran yang multi way (jalur yang banyak), mencoba hal-hal baru
yang kreatif.
Refleksi,
adalah pembelajaran yang komprehensif, evaluasi diri secara internal dan
eksternal. Penilaian autentik, penilaian proses dan hasil, tes dan non tes,
multi aspek.
6.
PROBLEM
SOLVING
Selanjutnya
dalam pembelajaran IPS di MI peserta didik juga di didik supaya mampu
mengetahui, memahami, mencari solusi dalam masalah sosial yang terjadi pada
diri peserta didik beserta lingkungan disekitarnya.
Karena
dalam pembelajaran berbasis masalah peserta didik dilibtkan meneliti informasi
yang spesifik untuk sampai pada kesimpulan yang belum ditetapkan sebelumnya.
Dalam
pendekatan berbasis problem peserta diminta untuk :
·
Menarik pengetahuan
dari satu wilayah disiplin ilmu tertentu.
·
Menggunakan
pengetahuanya sendiri secara tepat.
·
Menerapkan
pengetahuanini dalam serangkaian tantangan
·
Mereaksi secara tepat
terhadapproblem yang muncul.
·
Mencapai solusi yang
telah dipertimbangkan dengan berdasar kepada alasan yang dibenrkan.
7.
INKUIRI
Inkuir
merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menuntut peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang
baru sebagai hasil belajar.[3]
Pendekatan Inkuiri
adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang
digunakan dalam cara yang lebih dewasa[4]
Salah
satu prinsip dalam pembelajaran IPS di MI ini bertujuan merangsang kemampuan
bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan
kemampuan berfikir peserta didik. Dalam konteks ini pendidik diharapkan mampu
mengembangkan pembelajaran IPS sebagai proses pembelajaran yang mampu
merangsang kemampuan bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan
berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik.
Bertitik
tolak pada persoalan-persoalan itu peserta didik dirangsang kemampuan bertanya,
menyelidiki, meneliti. Melalui cara inipeserta didik dirangsang berfikir kritis
dan mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Model
ini mengajar peserta didik untuk bekerja di dalam kelompoknya untuk
menginvestigasi topik-topik yang kompleks. Maksudnya bahwa kemampuan untuk
mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok adalah penting baik
dalam lingkunga kelas maupun luar kelas.
8.
KETERAMPILAN
SOSIAL
Pendekatan keterampilan proses,
bertujuan menumbuhkan keterampilan yang berkaitan dengan sutu proses
tertentu yang perlu dilatihkan. Menanamkan perilaku tertentu biasanya perlu dilatih dan
dibiasakan sehingga nanti akan muncul perilaku yang diharapkan dalam
bermasyarakat. Keterampilan proses bisa dimulai dari mencari informasi sampai
nanti bisa menginformasikannya. Sumber-sumber menumbuhkan keterampilan proses
dalam pembelajaran IPS antara lain peta, globe, gambar atau foto, grafik,
diagram dsb.
Kesadaran
terhadap manfaat yang akan diberikan anak-anak melalui proses dan hasil akhir
kegiatan mereka akan memberikan kita kemampuan untuk mengartikulasikan manfaat-manfaat ini dan untuk
menggunakan display sekolah dan rapat staf sekolah untuk mempromosikan
contoh-contoh kualitas pembelajaran anak-anak[5]
Dalam konteks pembelajaran IPS
keterampilan yang harus di ketahui dan dikuasai oleh peserta didik adalah
keterampilan sosial yaitu keterampilan-keterampilan bekerjasama,
bergotong-royong, tolong menolong, dan lain sebagainya. Jadi dalam pengertian
ini keterampilan sosial adalah keterampilan peserta didik dalam melakukan
kegiatan-kegiatan makhluk sosial guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada
aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran
pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Sehingga mampu mengarahkan peserta
didik menjadi pribadi yang mandiri, kritis, kreatif dan adaptif.
Sedangkan tujuan pembelajaran IPS di MI adalah untuk member
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
bakat, minat, kemampuan dan lingkunganya dalam bidang pembelajaran di MI.
Dalam pembelajaran IPS di MI seorang guru
memahami prinsip-prinsip dasar dalam melakukan pembelajaran IPS.
Prinsip-prinsip ini merupakan satu kesatuan guna mencapai tujuan pembelajaran
IPS bagi seluruh peserta didik.
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran sebagai berikut :
1. Intregrated
(terpadu)
2. Interaksi
3. Kesinambungan
dan perubahan
4. Kooperatif
5. Kontekstual
6. Problem
solving
7. Inkuiri
8. Keterampilan
sosial
DAFTAR PUSTAKA
Beetlestone, Florence. 2012. Creative
Learning. Bandung:
Nusa Media.
Suhada, Idad. 2010. Pendidikan IPS di SD/MI. Bandung: Solo Press.
Sudirman,
dkk. 1990. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun
Jurusan Pendidikan Pengetahuan Sosial FPIPS UPI. 2010. Pendalaman Materi dan Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahu Sosial SD/MI.
Muhaimin.
2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwana, Agung
Eko dkk. 2009. Lapis PGMI Pembelajaran
IPS di MI. Surabaya: AprintA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar