Kamis, 05 Maret 2015

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN UNTUK SISWA SISWI MI (3)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir kita dari pengajaran bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek ketrampilan berbahasa, yakni berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan ketrampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan ketrampilan berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan lainnya.
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun luar dirinya, dan mampu memperkaya pengalamannya. Melalui kegiatan menulis pula orang dapat mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan bergantung pada cara berpikir, penyusunan yang tepat, dan struktur kalimat yang baik (Hasani, 2005: 2).

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Menulis permulaan?
2.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Menulis permulaan?
3.      Bagaimana Ciri-ciri Kesulitan dalam Menulis?
4.      Apakah jenis-jenis Kesulitan Menulis?
5.      Factor-faktor apa yang menghambat belajar menulis?





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Menulis permulaan
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuatsurat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968) menurut pengertianini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan.Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesanyang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, menulis permulaan merupakan menu utama. Menulis adalah suatu ketrampilan mengungkapkan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan untuk mendeskripsikan sesuatu (imajinatif atau fakta).
kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
B.     Langkah- langkah pembelajaran menulis permulaan
Pembelajaran menulis permulaan sebenarnya satu paket dengan membaca permulaan. Namun, karena permasalahannya cukup rumit maka sengaja dipisahkan. Tujuannya tentu agar mudah dipahami oleh khususnya para guru dan calon guru di Papua. Oleh karena satu paket dengan membaca permulaan maka materi menulis permulaan diperuntukkan bagi murid kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar.
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
a.       Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta  pelafalannya dengan benar. Funfsi pengenalan ini di maksudkan untuk melatih indera siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
b.      Memegang Pinsil
Pembelajaran diawali dari sikap duduk yang benar. Duduk menghadap meja belajar. Kedua tangan diletakkan di atas meja. Posisi kursi dirapatkan ke meja belajar, tetapi tidak menggangu posisi duduk anak, misalnya menjepit. Setelah anak dapat duduk dengan benar pembelajaran berikutnya adalah latihan memegang pinsil. Pembelajaran menulis permulaan diawali dengan pelajaran cara memegang pinsil. Jika diperhatikan murid sekarang banyak yang tidak benar cara memegang pinsil. Cara memegang pinsil yang benar adalah pinsil dijepit atau diletakkan di atas jari tengah dan dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk dan dipegang dengan lemas. Dengan cara demikian tangan dapat memegang dengan santai. Bukan digenggam atau dijepit dengan tiga jari dan diletakkan di jari manis. Setelah anak dapat memegang pinsil dengan benar latihlah:
1.      menggerakkan pinsil di awang-awang dengan lemas. Gerakan di awang-awang ini terus-menerus dilakukan sehingga tangan anak benar-benar lemas.
2.      Latihan berikutnya adalah membuat garis tegak di kertas dari atas ke bawah sepanjang kolom garis kertas. Latihan ini dibuat berulang-ulang sampai seluruh siswa dapat melakukan dengan hingga hasilnya benar-benar halus. Suruhlah siswa mengulangi pekerjaanya, jika tadi dari atas ke bawah sekarang dari bawah ke atas. Pastikan bahwa semua anak dapat melakukan dengan benar.
3.      Latihan ketiga membuat garis miring, dari kiri atas ke kanan bawah dan sebaliknya, dari kiri bawah ke kanan atas dan sebaliknya.
4.      Latihan keempat membuat garis lurus: dari kiri ke kanan dan sebaliknya
5.      Latihan kelima membuat garis lengkung ke dalam dan ke luar serta membuat dua garis lengkung yang dipertemukan.
6.      Latihan keenam membuat bulatan atau lingkaran
7.      Latihan membuat garis centang, seperti rumput tumbuh
Semua latihan di atas harus dilakukan sampai seluruh anak dapat dengan benar melakukannya. Setiap langkah harus dipastikan bahwa seluruh anak telah bisa melakukan, barulah beralih ke latihan berikutnya.
c.       Berlatih Menulis Huruf Lepas
Setelah semua anak dapat melakukan latihan 1 sampai 7, maka anak telah siap untuk latihan menulis huruf. Huruf yang dimaksud di sini adalah huruf kecil. Seperti diketahui huruf ini memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan huruf besar atau kapital. Namun, latihan masih diperlukan. Latihan dimaksud seperti di bawah ini:
1.      Sediakan lembar latihan. Lembar ini berisi huruf yang telah diajarkan dalam pembelajaran membaca permulaan, misalnya huruf i, n, a dan m. Berilah tanda panah sebagai arah menulis huruf dimaksud dengan jarinya sendiri.
2.      Latihlah anak menebali huruf yang akan diajarkan pada tahap awal langkah ini sangat penting untuk memperkenalkan kepada anak huruf yang akan dipelajari. Juga setiap kali akan mempelajari huruf baru.
3.      Latihlah anak menulis dengan pinsil keempat huruf di atas. Latihan satu huruf demi satu huruf, tidak dicampur-campur. Berilah contoh keempat huruf itu dengan petunjuk arah panah cara menulisnya. Dapat dibuatkan kotakan dan huruf-huruf itu ditulis di dalam kotak. Satu kotak diisi satu huruf. Jumlah kotak untuk tiap huruf tergantung selera, bisa sepuluh kotak untuk tiap hurufnya. Cara ini harus dilakukan setiap kali melatihkan huruf baru.
4.      Latihlah anak menulis kata dari perpaduan keempat huruf, huruf yang telah diajarkan.
5.      Latihlah anak menulis kalimat dari perpaduan kata yang telah dihasilkan dari langkah-langkah sebelumnya.
Kelima langkah di atas harus selalu diulang, jika huruf baru diajarkan. Jangan lupa setiap kali mengajarkan huruf baru berarti jumlah huruf yang dikuasai anak bertambah. Latihan menulis haruslah meliputi huruf-huruf lama yang telah diajarkan.
d.      Jenis Huruf
1.      Huruf Besar atau Kapital
Huruf besar atau huruf kapital adalah lambang bunyi bahasa terkecil yang memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sama dengan huruf kecil. Bentuk huruf besar berbeda dengan huruf kecil. Jadi, huruf besar bukan huruf kecil yang dibesarkan. Permasalahan seperti ini sangat mudah ditemukan. Salah satu alasan mengapa dapat terjadi hal yang demikian antara lain: karena guru tidak memahami, pembelajaran belum selesai murid telah menduduki kelas tinggi karena berbagai alasan, murid malas, kesadaran orang tua akan sekolah masih rendah. Huruf besar memiliki fungsi tersendiri, yang tidak dapat diisi dengan huruf kecil.
Berdasarkan pengamatan terdapat huruf besar yang penulisannya dibentuk dari huruf kecil yang dibesarkan. Huruf itu adalah: a, c, i, j, k, l, m, n, o, p, s, u, dan y. Terdapat pula huruf kecil yang penulisannya tidak standar. Huruf yang tidak standar artinya model huruf berbeda dengan huruf yang seharusnya, misalnya huruf /b/ dibuat seperti angka 6, /d/ dibuat seperti /&/, dll. Terdapat pula cara meletakkan huruf yang tidak benar, yakni semua huruf ditulis dengan ketinggian yang hampir sama. Bukankah huruf kecil seperti: /a/, /o/, /u/, /r/, /n/, /m/, dll dan /l/, /k/, /p/, /g/, dll memilikin ketinggian yang berbeda.
e.       Bentuk Huruf Besar dan Huruf Kecil
Seperti telah dijelaskan bentuk huruf besar berbeda dengan huruf kecil Perbedaan itu baik dilihat dari segi bentuk maupun ukuran, dan cara penulisannya. Baik huruf besar maupun huruf kecil memiliki dua jenis. Pertama jenis untuk penulisan tegak, lepas atau huruf cetak, bahasa Jawa disebut gedrik dan kedua huruf (tegak) bersambung. Baik bentuk huruf lepas maupun tegak bersambung memiliki bentuk huruf besar dan huruf kecil. Oleh karena itu, kesemuanya ada 4 jenis huruf. Yakni:
1.      Jenis Huruf Lepas
Seperti namanya huruf ini ditulis terpisah dengan huruf lainnya dalam sebuah kata, tetapi jarak antarhuruf relatif sama. Jarak antarhuruf ini tidak sama dengan jarak antarkata atau spasi. Hasil pengamatan terdapat murid dan mahasiswa yang tidak membedakan antarjarak kedua jenis ini. Huruf ini ada yang menyebutnya huruf mesin tik atau kibot.
2.      Jenis Huruf Bersambung
Seperti namanya huruf ini ditulis bersambungan dengan huruf sebelum dan sesudahnya dalam sebuah kata, kecuali huruh besar (awal kalimat). Ada garis yang menghubungan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Huruf ini digunakan dalam tulisan tangan. Pada kurikulum lama tulisan ini diajarkan setelah anak dapat menulis huruf lepas. Sekarang sistem tulisan ini sudah diajarkan di kelas satu. Dengan maksud agar anak segera dapat menulis tangan tegak bersambung karena tulisan inilah yang digunakan.
C.     Ciri-ciri Kesulitan Menulis
Beberapa anak mengalami gangguan dalam menulis. Adabeberapa ciri khusus anak kesulitan menulis permulaan, diantaranya adalah:
1.      Terdapat ketidak konsistenan bentuk huruf dalam tulisannya;
2.      Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masihtercampur
3.      Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional
4.      Anak tampak harus berusaha keras saat mengomunikasikansuatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan
5.      Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantapcaranya memegang alat tulis sering kali terlalu dekat, bahkan hampir menempel dengan kertas
6.      Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malahterlalu memerhatikan tangan yang dipakai untuk menulis
7.      Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yangtepat dan proporsional
8.      Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalincontoh tulisan yang sudah ada.
D.    Jenis Kesulitan Menulis
Beberapa jenis indikator kesulitan menulis yang dialami oleh anak, antara lain sebagai berikut :
1.      Terlalu lambat dalam menulis
2.      Salah arah pada penulisan huruf, misalnya menulis huruf ndimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik, lengkungkekanan, kebawah, baru kembali naik 
3.      Terlalu miring 
4.      Jarak anatara huruf tidak konsisten
5.      Tulisan kotor
6.      Tidak dapat mengikuti garis horisontal
7.      Bentuk huruf tidak terbaca
8.      Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu tipis)
9.      Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil
10.  Bentuk terbalik (seperti bercermin)
Beberapa indikator kesulitan menulis permulaan antara lain: 
a.       Kesulitan menulis dan mengurutkan huruf 
b.      Kesulitan dengan ekspresi tulisan
c.       Bingung menuliskan arah huruf
d.      Problem dengan tulisan tangan (Mulyadi, 2010: 155)
Kesulitan menulis yang dialami anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya gangguan motorik, gangguanpersepsi visual, atau gangguan ingatan. Gangguan gerak halusdapat mengganggu keterampilan menulis. Kesulitan menulis juga dapat menyebabkan pembelajaran yang kurang baik dan motivasi belajar anak rendah (Yusuf, 2005: 181-182).
E.     Factor-faktor yang menghambat belajar menulis
Terdapat beberapa faktor yang menghambat belajar menulis menurut Freeman (2001: 91-93) adalah :
1.      Minat menulis pada anak belum ada
2.      Kurangnya pembiasaan menulis pada anak
3.      Tingkat kecerdasan anak kurang dan sarana pasarana tidak mendukung.

















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, menulis permulaan merupakan menu utama. Menulis adalah suatu ketrampilan mengungkapkan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan untuk mendeskripsikan sesuatu (imajinatif atau fakta).
 Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
Pengenalan huruf Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta  pelafalannya dengan benar.
kesulitan menulis yang dialami oleh anak, antara lain: Terlalu lambat dalam menulis, Salah arah pada penulisan huruf, misalnya menulis huruf ndimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik, lengkungkekanan, kebawah, baru kembali naik, Terlalu miring, Jarak anatara huruf tidak konsisten, Tulisan kotor, Tidak dapat mengikuti garis horizontal, Bentuk huruf tidak terbaca, Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu tipis), Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil, Bentuk terbalik (seperti bercermin).
Factor factor yang menghambat pembelajaran menulis : Minat menulis pada anak belum ada, Kurangnya pembiasaan menulis pada anak, Tingkat kecerdasan anak kurang dan sarana pasarana tidak mendukung.

Tidak ada komentar: