BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir
kita dari pengajaran bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek
ketrampilan berbahasa, yakni berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan
ketrampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan ketrampilan
berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan lainnya.
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam
dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi,
mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun luar dirinya, dan mampu memperkaya
pengalamannya. Melalui kegiatan menulis pula orang dapat mengambil manfaat bagi
perkembangan dirinya. menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis. Keterampilan
menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi dilaksanakan
melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang
tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan bergantung pada cara
berpikir, penyusunan yang tepat, dan struktur kalimat yang baik (Hasani, 2005:
2).
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Menulis permulaan?
2.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Menulis permulaan?
3.
Bagaimana Ciri-ciri Kesulitan dalam Menulis?
4.
Apakah
jenis-jenis Kesulitan Menulis?
5.
Factor-faktor apa yang menghambat belajar
menulis?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menulis permulaan
Menulis
adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuatsurat) dengan
tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968) menurut pengertianini menulis
merupakan hasil,
yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan.Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesanyang disampaikan penulis dapat
dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Menulis permulaan merupakan program
pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan menulis permulaan di kelas-kelas
awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak
memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, menulis permulaan merupakan menu
utama. Menulis adalah
suatu ketrampilan mengungkapkan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan
untuk mendeskripsikan sesuatu (imajinatif atau fakta).
kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda
dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran
menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak
dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan melukis atau
menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur,
lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan kemampuan dasar ini,
secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan,
pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis
yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
B.
Langkah- langkah pembelajaran menulis permulaan
Pembelajaran menulis
permulaan sebenarnya satu paket dengan membaca permulaan. Namun, karena
permasalahannya cukup rumit maka sengaja dipisahkan. Tujuannya tentu agar mudah
dipahami oleh khususnya para guru dan calon guru di Papua. Oleh karena satu
paket dengan membaca permulaan maka materi menulis permulaan diperuntukkan bagi
murid kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar.
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan
terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
a.
Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada
pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Funfsi
pengenalan ini di maksudkan untuk melatih indera siswa dalam mengenal dan
membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
b.
Memegang Pinsil
Pembelajaran diawali dari
sikap duduk yang benar. Duduk menghadap meja belajar. Kedua tangan diletakkan
di atas meja. Posisi kursi dirapatkan ke meja belajar, tetapi tidak menggangu
posisi duduk anak, misalnya menjepit. Setelah anak dapat duduk dengan benar
pembelajaran berikutnya adalah latihan memegang pinsil. Pembelajaran menulis permulaan diawali dengan pelajaran cara memegang
pinsil. Jika diperhatikan murid sekarang banyak yang tidak benar cara memegang
pinsil. Cara memegang pinsil yang benar adalah pinsil dijepit atau diletakkan
di atas jari tengah dan dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk dan dipegang
dengan lemas. Dengan cara demikian tangan dapat memegang dengan santai. Bukan
digenggam atau dijepit dengan tiga jari dan diletakkan di jari manis. Setelah
anak dapat memegang pinsil dengan benar latihlah:
1.
menggerakkan pinsil di
awang-awang dengan lemas. Gerakan di awang-awang ini terus-menerus dilakukan
sehingga tangan anak benar-benar lemas.
2. Latihan berikutnya adalah membuat garis tegak di kertas dari atas ke bawah
sepanjang kolom garis kertas. Latihan ini dibuat berulang-ulang sampai seluruh
siswa dapat melakukan dengan hingga hasilnya benar-benar halus. Suruhlah siswa
mengulangi pekerjaanya, jika tadi dari atas ke bawah sekarang dari bawah ke
atas. Pastikan bahwa semua anak dapat melakukan dengan benar.
3. Latihan ketiga membuat garis miring, dari kiri atas ke kanan bawah dan
sebaliknya, dari kiri bawah ke kanan atas dan sebaliknya.
4. Latihan keempat membuat garis lurus: dari kiri ke kanan dan sebaliknya
5. Latihan kelima membuat garis lengkung ke dalam dan ke luar serta membuat
dua garis lengkung yang dipertemukan.
6.
Latihan keenam membuat
bulatan atau lingkaran
7.
Latihan membuat garis
centang, seperti rumput tumbuh
Semua latihan di atas harus dilakukan sampai seluruh anak dapat dengan
benar melakukannya. Setiap langkah harus dipastikan bahwa seluruh anak telah
bisa melakukan, barulah beralih ke latihan berikutnya.
c.
Berlatih Menulis Huruf
Lepas
Setelah semua anak dapat
melakukan latihan 1 sampai 7, maka anak telah siap untuk latihan menulis huruf.
Huruf yang dimaksud di sini adalah huruf kecil. Seperti diketahui huruf ini
memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan huruf besar atau kapital. Namun,
latihan masih diperlukan. Latihan dimaksud seperti di bawah ini:
1.
Sediakan lembar latihan.
Lembar ini berisi huruf yang telah diajarkan dalam pembelajaran membaca
permulaan, misalnya huruf i, n, a dan m. Berilah tanda panah sebagai arah
menulis huruf dimaksud dengan jarinya sendiri.
2.
Latihlah anak menebali
huruf yang akan diajarkan pada tahap awal langkah ini sangat penting untuk
memperkenalkan kepada anak huruf yang akan dipelajari. Juga setiap kali akan
mempelajari huruf baru.
3.
Latihlah anak menulis
dengan pinsil keempat huruf di atas. Latihan satu huruf demi satu huruf, tidak
dicampur-campur. Berilah contoh keempat huruf itu dengan petunjuk arah panah
cara menulisnya. Dapat dibuatkan kotakan dan huruf-huruf itu ditulis di dalam
kotak. Satu kotak diisi satu huruf. Jumlah kotak untuk tiap huruf tergantung
selera, bisa sepuluh kotak untuk tiap hurufnya. Cara ini harus dilakukan setiap
kali melatihkan huruf baru.
4.
Latihlah anak menulis kata
dari perpaduan keempat huruf, huruf yang telah diajarkan.
5.
Latihlah anak menulis
kalimat dari perpaduan kata yang telah dihasilkan dari langkah-langkah
sebelumnya.
Kelima langkah di atas
harus selalu diulang, jika huruf baru diajarkan. Jangan lupa setiap kali
mengajarkan huruf baru berarti jumlah huruf yang dikuasai anak bertambah.
Latihan menulis haruslah meliputi huruf-huruf lama yang telah diajarkan.
d.
Jenis Huruf
1.
Huruf Besar atau Kapital
Huruf besar atau huruf kapital adalah lambang bunyi bahasa terkecil yang
memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sama dengan huruf kecil. Bentuk huruf
besar berbeda dengan huruf kecil. Jadi, huruf besar bukan huruf kecil yang
dibesarkan. Permasalahan seperti ini sangat mudah ditemukan. Salah satu alasan
mengapa dapat terjadi hal yang demikian antara lain: karena guru tidak
memahami, pembelajaran belum selesai murid telah menduduki kelas tinggi karena
berbagai alasan, murid malas, kesadaran orang tua akan sekolah masih rendah.
Huruf besar memiliki fungsi tersendiri, yang tidak dapat diisi dengan huruf
kecil.
Berdasarkan pengamatan terdapat huruf besar yang penulisannya dibentuk dari
huruf kecil yang dibesarkan. Huruf itu adalah: a, c, i, j, k, l, m, n, o, p, s,
u, dan y. Terdapat pula huruf kecil yang penulisannya tidak standar. Huruf yang
tidak standar artinya model huruf berbeda dengan huruf yang seharusnya,
misalnya huruf /b/ dibuat seperti angka 6, /d/ dibuat seperti /&/, dll.
Terdapat pula cara meletakkan huruf yang tidak benar, yakni semua huruf ditulis
dengan ketinggian yang hampir sama. Bukankah huruf kecil seperti: /a/, /o/,
/u/, /r/, /n/, /m/, dll dan /l/, /k/, /p/, /g/, dll memilikin ketinggian yang
berbeda.
e.
Bentuk Huruf Besar dan
Huruf Kecil
Seperti telah dijelaskan
bentuk huruf besar berbeda dengan huruf kecil Perbedaan itu baik dilihat dari
segi bentuk maupun ukuran, dan cara penulisannya. Baik huruf besar maupun huruf
kecil memiliki dua jenis. Pertama jenis untuk penulisan tegak, lepas atau huruf
cetak, bahasa Jawa disebut gedrik dan kedua huruf (tegak) bersambung.
Baik bentuk huruf lepas maupun tegak bersambung memiliki bentuk huruf besar dan
huruf kecil. Oleh karena itu, kesemuanya ada 4 jenis huruf. Yakni:
1.
Jenis Huruf Lepas
Seperti namanya huruf ini ditulis terpisah dengan huruf lainnya dalam
sebuah kata, tetapi jarak antarhuruf relatif sama. Jarak antarhuruf ini tidak
sama dengan jarak antarkata atau spasi. Hasil pengamatan terdapat murid dan
mahasiswa yang tidak membedakan antarjarak kedua jenis ini. Huruf ini ada yang
menyebutnya huruf mesin tik atau kibot.
2.
Jenis Huruf Bersambung
Seperti namanya huruf ini ditulis bersambungan dengan huruf sebelum dan
sesudahnya dalam sebuah kata, kecuali huruh besar (awal kalimat). Ada garis
yang menghubungan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Huruf ini
digunakan dalam tulisan tangan. Pada kurikulum lama tulisan ini diajarkan
setelah anak dapat menulis huruf lepas. Sekarang sistem tulisan ini sudah
diajarkan di kelas satu. Dengan maksud agar anak segera dapat menulis tangan
tegak bersambung karena tulisan inilah yang digunakan.
C.
Ciri-ciri Kesulitan Menulis
Beberapa anak mengalami gangguan dalam menulis.
Adabeberapa ciri khusus anak kesulitan menulis permulaan, diantaranya adalah:
1.
Terdapat ketidak konsistenan bentuk huruf dalam
tulisannya;
2.
Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil
masihtercampur
3.
Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak
proporsional
4.
Anak tampak harus berusaha keras saat
mengomunikasikansuatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan
5.
Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan
mantapcaranya memegang alat tulis sering kali terlalu dekat, bahkan hampir
menempel dengan kertas
6.
Berbicara pada diri sendiri ketika sedang
menulis, atau malahterlalu memerhatikan tangan yang dipakai untuk menulis
7.
Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti
alur garis yangtepat dan proporsional
8.
Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya
diminta menyalincontoh tulisan yang sudah ada.
D.
Jenis
Kesulitan Menulis
Beberapa jenis indikator kesulitan menulis yang
dialami oleh anak, antara lain sebagai berikut :
1.
Terlalu lambat dalam menulis
2.
Salah arah pada penulisan huruf, misalnya
menulis huruf ndimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik,
lengkungkekanan, kebawah, baru kembali naik
3.
Terlalu miring
4.
Jarak anatara huruf tidak konsisten
5.
Tulisan kotor
6.
Tidak dapat mengikuti garis horisontal
7.
Bentuk huruf tidak terbaca
8.
Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau
terlalu tipis)
9.
Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil
10. Bentuk terbalik
(seperti bercermin)
Beberapa
indikator kesulitan menulis permulaan antara lain:
a.
Kesulitan menulis dan mengurutkan huruf
b.
Kesulitan dengan ekspresi tulisan
c.
Bingung menuliskan arah huruf
d.
Problem dengan tulisan tangan (Mulyadi, 2010:
155)
Kesulitan
menulis yang dialami anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
gangguan motorik, gangguanpersepsi visual, atau gangguan ingatan. Gangguan
gerak halusdapat mengganggu keterampilan menulis. Kesulitan menulis juga dapat
menyebabkan pembelajaran yang kurang baik dan motivasi belajar anak rendah
(Yusuf, 2005: 181-182).
E.
Factor-faktor yang menghambat belajar menulis
Terdapat beberapa faktor yang menghambat
belajar menulis menurut Freeman (2001: 91-93) adalah :
1.
Minat menulis pada anak belum ada
2.
Kurangnya pembiasaan menulis pada anak
3.
Tingkat kecerdasan anak kurang dan sarana
pasarana tidak mendukung.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Menulis
permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan
menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku
sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, menulis
permulaan merupakan menu utama. Menulis adalah suatu ketrampilan mengungkapkan gagasan yang dituangkan
dalam bentuk tulisan untuk mendeskripsikan sesuatu (imajinatif atau fakta).
Langkah-langkah
kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
Pengenalan huruf Kegiatan ini dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan
pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya
dengan benar.
kesulitan menulis yang dialami oleh anak,
antara lain: Terlalu lambat dalam menulis, Salah arah pada penulisan huruf,
misalnya menulis huruf ndimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik,
lengkungkekanan, kebawah, baru kembali naik, Terlalu miring, Jarak anatara
huruf tidak konsisten, Tulisan kotor, Tidak dapat mengikuti garis horizontal, Bentuk
huruf tidak terbaca, Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu
tipis), Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil, Bentuk terbalik
(seperti bercermin).
Factor factor yang menghambat pembelajaran
menulis : Minat menulis pada anak belum ada, Kurangnya pembiasaan menulis pada
anak, Tingkat kecerdasan anak kurang dan sarana pasarana tidak mendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar