A. Surat Yusuf (Nabi Yusuf)
Surat Yusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk
golongan dari Surat Makiyyah karena diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW
melakukan hijrah ke Madinah di Kota Madinah. Surat ini dinamakan surat Yusuf
karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. bin Ya’qub a.s.
bin Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. Riwayat tersebut salah satu diantara
cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat
bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya.
Menurut riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail bahwa segolongan orang Yahudi
masuk agama islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad
SAW mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap
beliau dalam menjalankan tugasnya.
a.
Kandungan pokok surat
Yusuf:
1.
Kisah-kisah:
Riwayat nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang
tua mereka Ya’qub a.s. Seperti yang tertera
dalam ayat ke-3:
نحن نقص عليك
أحسن القصص بما أوحينا إليك هذا القرآن و إن كنت من قبله لمن الغافلين.
Artinya: kami menceritakan
kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan
sesungguhnya kamu sebelum {kami mewahyukan}nya adalah termasuk orang-orang yang
yang tidak mengetahui.
2.
Keimanan:
Kenabian Yusuf a.s. dan mu’jizat-mu’jizatnya; ketentuan yang berhubungan
dengan keagaman adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat dirubah;
para Risul semuanya laki-laki. Seperti ayat ke-6:
وكذلك يجتبيك ريك و يعلمك من تأويل الأحاديث و يتم نعمته عليك الآية
Dan demikianlah Tuhahmu,
memilih kamu {untuk menjadi Nabi} dan dijarkannya kepadamu sebahagian dari
ta’bir mimpi-mimpidan disempurnakannya nikmatnya kepadamu
3.
Hukum-hukum:
Keharusan merahasiakan
sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipungut tidak
boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orangt lain untuk
memperoleh sesuatu kemaslahatan. Seperti ayat ke-25:
قالت ما جزاء من
أراد بأهلك سوءا إلا أن يسجن أو عذاب أليم
Artinya: wanita itu berkata:”apakah pembalasan terhadap
orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu selain dipenjarakan
atau dihukum dengan adzab yang pedih?”
4.
Suri Tauladan dan lain-lain:
Beberapa sifat dan suri tauladan yang mulia
yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s. persamaan antara agama para Nabi-Nabi
adalah Tauhid. Seperti dalam ayat ke-38:
واتبعت ملة آبائي إبراهيم و إسحاق و يعقوب ما كان لنا أن نشرك بالله من شيء
ذلك من فضل الله علينا و علي الناس و لكن أكثر الناس لا يشكرون.
Artinya: dan aku mengikut
agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, tiadalah patut bagi kami
{para nabi} mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah, yang demikian itu
adalah karunia Allah kepada kami dan kepada manusia {seluruhnya}, tetapi
kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri{nya}.
Surat Yusuf ini seluruh isinya berkisar pada
cerita nabi Yusuf a.s. dan saudar-saudaranya beserta orang tua mereka. Cara
penuturan kisah nabi Yusuf ini kepada nabi Muhammad SAW berbeda denga
kisah nabi-nabi yang lain yaitu kisah Nabi Yusuf a.s. ini khusus diceritakan
dalam satu surat sedang kisah nabi-nabi yang lain disebutkan dalam beberapa
surat. Isi dari kisah nabi Yusuf a.s. ini berlainan pula dengan kisah nabi-nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi
yang lain, Allah menitik beratkan kepada tantangan yang bermaca-macam dari kaum
mereka kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi
itu. Di dalam kisah nabi Yusuf a.s. ini, Allah SWT menonjolkan akibat yang baik
daripada kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan.
Allah menguji nabi Ya’qub a.s. dengan kehilangan puteranya Yusuf a.s. dan
penglihatannya, dan menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf a.s. dengan
dipisahkan dari Ibu Bapaknya, dibuang kedalam sumur, dan diperdagangkan sebagai
budak. Kemudian Allah SWT menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi
bangsawan dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian Allah SWT
melepaskan Yusuf a.s. dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan itu; menghimpunkan
mereka kembali; mengembalikan
penglihatan Ya’qub a.s dan menghidupkan lagi cinta kasih antara mereka denga
Yusuf a.s.
b.
Kandungan dan faidah dari
surat Yusuf
1. Hendaknya
seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, mengkondisikan anaknya agar siap
menerima pemahaman, ilmu dan fiqh serta memberikan perhatian lebih, terutama
bagi mereka yang menunjukkan keseriusan.
2. Mimpi yang baik berasal dari Allah.
3. Tidak menceritakan nikmat karena ada
maslahat adalah boleh agar tidak ada orang yang hasad kepadanya.
4. Setan masuk ke tengah-tengah
hubungan persaudaraan, ia memanaskan hati sebagiannya sehingga menjadikan
mereka bermusuhan setelah sebelumnya bersaudara.
5. Seorang bapak
hendaknya bersikap adil di antara anak-anaknya sedapat mungkin, dan jika salah
seorang di antara mereka berhak mendapat perhatian lebih, maka sedapat mungkin
janganlah ia tampakkan agar tidak membuat yang lain cemburu.
6. Allah
Subhaanahu wa Ta'aala memilih siapa saja di antara hamba-Nya menjadi orang
pilihan-Nya dan yang demikian merupakan nikmat. Kita misalnya, al hamdulillah
Dia menjadikan kita manusia tidak menjadi benda mati, terlebih Dia menjadikan
kita sebagai orang-orang muslim. Kita berharap kepada-Nya agar Dia
mengistiqamahkan kita di atas agama-Nya sampai akhir hayat dan mengumpulkan
kita bersama orang-orang yang diberi-Nya nikmat, Allahumma amin.
7. Dari rumah yang baik akan lahir
generasi yang baik. Oleh karena itu, hendaknya kita memperhatikan lingkungan
keluarga dan membinanya di atas ajaran Islam.
9. Lebih dari itu kecemburuan dapat
membawa kepada melakukan tipu daya dan pembunuhan.
10. Tobat yang direncanakan sebelum
melakukan perbuatan dosa adalah tobat yang rusak; bukan tobat nashuha. Karena
kita tidak mengetahui, apakah setelah melakukan perbuatan dosa kita masih
istiqamah di atas ajaran agama atau tidak?
11. Apabila seseorang bersangka buruk
terhadap orang lain, maka tidak baik jika ia mengajari orang lain tersebut
hujjah karena akan dipakainya untuk menyerang dirinya. Seperti mengatakan, “Aku
takut nanti dia dimakan serigala” ternyata kata-kata dipakai sebagai
hujjahnya.
12. Orang yang
berpura-pura menampakkan sesuatu, sedangkan keadaannya berbeda akan terbuka di
hadapan orang yang berpandangan dalam (ahlul bashiirah), meskipun ia
menggunakan sandiwara.
13. Menggunakan
qarinah (tanda) dan disyari’atkannya beramal menggunakan qarinah, karena Nabi
Ya’qub melihat baju Yusuf yang tidak robek, tidak mungkin serigala memakan
Yusuf dengan melepaskan bajunya lebih dahulu lalu memakannya.
14. Bolehnya mengadakan lomba. Perlu
diketahui, bahwa perlombaan ada tiga macam:
a. Boleh dengan
adanya hadiah, yaitu pada perlombaan pacuan kuda, pacuan unta dan lomba memanah
(termasuk menembak) sebagaimana dalam hadits, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ سَبَقَ اِلاَّ فِي خُفٍّ اَوْ نَصْلٍ اَوْ حَافِرٍ
“'Tidak ada hadiah perlombaan, kecuali dalam pacuan unta, memanah atau pacuan kuda.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
لاَ سَبَقَ اِلاَّ فِي خُفٍّ اَوْ نَصْلٍ اَوْ حَافِرٍ
“'Tidak ada hadiah perlombaan, kecuali dalam pacuan unta, memanah atau pacuan kuda.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Dikhususkan
tiga hal ini karena ketiga hal ini termasuk alat perang yang diperintahkan
mempelajarinya karena membantu jihad (termasuk pula lomba lari, renang, gulat,
dan semisalnya). Di antara ulama ada pula yang memasukkan ke dalam perlombaan
yang boleh memakai hadiah, yaitu perlombaan yang membantu menyiarkan agama,
seperti lomba menghapal Al Qur’an, menghapal sunnah, dan menghapal ilmu. Ada
pun lomba yang bermanfaat, tetapi tidak semakna dengan lomba yang disebutkan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka menurut madzhab Hanafi, Maliki,
Syafi'i, Hanbali dan Ibnu Hazm adalah tidak diperbolehkan adanya hadiah. Namun
sebagian ulama berpendapat boleh diberikan hadiah dengan syarat hadiah tersebut
bukan dari peserta lomba agar selamat dari perjudian.
b.
Boleh dengan tanpa hadiah, yaitu lomba-lomba
bermanfaat selain yang semakna dengan yang disebutkan Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam di atas.
c.
Perlombaan yang haram, seperti mengadu hewan.
Hal ini tidak boleh, baik dengan hadiah maupun tidak, karena di dalamnya terdapat
penyiksaan terhadap hewan. Termasuk perlombaan yang haram juga adalah bermain
tinju karena di dalamnya terdapat memukul muka, dan perlombaan lainnya yang di
sana tedapat perkara haram, seperti terbuka aurat, terdapat judi, dsb.
15.
Bolehnya memberitahukan hal yang masih
meragukan (belum jelas keadaan yang sebenarnya) agar orang lain bertobat.
16.
Tidak mengapa menampakkan kegembiraan karena
mendapatkan hal yang menggembirakan.
17.
Menjual orang yang merdeka dan memakan hasilnya
termasuk dosa besar.
18.
Nikmat Allah kepada Nabi Yusuf ‘alaihis salam
karena Allah menumbuhkannya di tengah-tengah keluarga terhomat.
19.
Pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada
Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu dan hikmah.
20.
Bahayanya berduaan dengan wanita dalam rumah.
21.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menolong
wali-wali-Nya di saat yang sangat berat dengan beberapa perkara yang menguatkan
mereka.
22.
Seseorang apabila tidak mendapat pertolongan
Allah dan taufiq-Nya tentu tidak dapat teguh di atas kebenaran.
23.
Persaksian orang yang terdekat lebih kuat
daripada persaksian orang yang jauh.
24.
Besarnya tipu daya wanita, demikian pula
fitnah(godaan)nya.
25.
Cepatnya berita tersebar di kalangan wanita.
26.
Malaikat merupakan makhluk yang sangat indah,
dan hal itu tertanam dalam diri manusia.
27.
Seorang muslim apabila
diberikan pilihan antara berbuat maksiat dengan sabar di atas penderitaan,
hendaknya memilih untuk bersabar dan taat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala
meskipun manusia menuduh jelek terhadapnya.
28.
Manusia adalah lemah jika tidak mendapat taufiq
dari Allah Azza wa Jalla.
29.
Pengabulan Allah terhadap doa wali-wali-Nya dan
doa orang-orang yang ikhlas.
30.
Tanda orang saleh dapat diketahui pula dari
raut mukanya.
31.
Seorang da’i apabila
hendak mengajarkan kebenaran kepada manusia, hendaknya ia menjadikan mereka
percaya kepadanya terlebih dahulu, agar kata-kata yang akan disampaikannya
diterima mereka.
32.
Dakwah yang pertama kali didahulukan oleh
seorang da’i adalah dakwah tauhid.
33.
Menakwil mimpi termasuk fatwa. Oleh karena itu,
berbicara tentangnya tanpa ilmu seperti berfatwa tanpa ilmu.[1]
B. Surat Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat,
termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya
diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, bahkan sebelum
sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas’ud,
Ja’far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi
dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat
yang lain ke negeri Habsyi.
Surat ini dinamai Maryam,
karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib,
yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini
atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa,
merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai
kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah
kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s.
oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan
pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua
dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak
mungkin akan terjadi.
a.
Kandungan Pokok Surat Maryam
1.
Keimanan:
Allah
berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan
hukum-hukum alam; Isa a.s. bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai
anak; Jibril a.s. turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah;
di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri semua manusia akan
menghadap Tuhan sebagai hamba.
2. Kisah-kisah:
Allah
mengabulkan doa Zakaria a.s. untuk memperoleh anak, sekalipun usia beliau sudah
sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul; kisah kelahiran Isa a.s.
tanpa bapak; kisah Ibrahim a.s. dengan bapaknya; Musa a.s. seorang yang dipilih
oleh Allah; Ismail a.s. seorang yang benar dalam janjinya; Idris a.s. seorang
yang sangat kuat kepercayaannya.
3. Dan lain-lain:
Ancaman
terhadap orang yang meninggalkan sembahyang dan mengikuti hawa nafsunya serta
kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal
yang saleh; keadaan di syurga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi
petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.
Surat
Maryam mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh manusia apabila mereka
memikirkan kejadian-kejadian di alam semesta dalam hubungan dengan Penciptanya;
ada kejadian yang terjadi sesuai dengan sunnah Allah dan dapat dipikirkan oleh
manusia; dan ada pula kejadian yang luar biasa, aneh lagi ajaib yang tidak
sampai pikiran manusia kepadanya. Kejadian-kejadian yang luar biasa ini terjadi
pada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah, dan dikemukakan kepada manusia
agar mereka percaya kepada Allah Maha Pencipta.
b.
Hikmah Dalam Surah Maryam
Ada beberapa hikmah kenapa maryam menjadi wanita pilihan,
diantaranya :
1. Maryam, ketika masa kecilnya ia adalah sosok yang suka beribadah, ia
menghabiskan masa kecilnya di tempat ibadah, ia jugalah yang membersihkan dan
merawat tempat ibadah tersebut. Ia seorang yang suka beribadah di dalam
mihrabnya.
2. Maryam dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu dari seorang nabi pilihan
Allah, yaitu Isa AS. Untuk melahirkan seorang anak yang sholih
tentunya dari seorang yang juga sholihah. Dengan kesholihan Maryam Allah
memilih dia untuk menjadi ibu dari Isa AS.
3. Maryam adalah
sosok yang sangat taat dan sabar, kesabaran
maryam terlihat ketika ia harus menerima untuk mengandung Isa AS sampai
mengalami masa-masa sulit dan dalam keadaan sendirian ketika ia melahirkan nabi
Isa AS.
4. Maryam adalah
seorang yang sangat menjaga kesucian dirinya. Dalam surat Maryam ayat 20
disebutkan "Wa lam aku baghiyya" artinya: "dan aku bukanlah
seorang yang (baghiyah) berzina". Sehingga dalam ayat 42 itu juga
disebutkan (wa thohharoki) dan mensucikanmu. Maryam adalah sosok seorang wanita
yang senantiasa menjaga kesuciannya.
Oleh sebab itulah ketika Allah telah memilihnya, maka untuk mengungkapkan
rasa syukur kepada Allah, Allah
memerintahkan pada Maryam dalam ayat selanjutnya, ayat 43 : "Ya maryamu
uqnutii lirobbiki wasjudii warka'ii ma'ar rooki'in". Artinya: "Wahai
Maryam tunduklah pada perintah Tuhanmu, dan sujudlah serta rukuklah bersama orang-orang
yang rukuk".Tentunya ada hal yang sangat berbeda jauh ketika seorang
muslimah yang telah Allah pilih untuk memiliki pengetahuan islam yang lebih
dari muslimah lainnya yang belum ataupun masih sedikit sekali mengenal islam
dan mengamalkan islam secara benar. Apalagi ketika seorang muslimah telah
memantapkan hati dan dirinya untuk bergabung dalam dakwah, memberikan hidupnya
untuk dakwah, tentunya ini adalah nikmat luar biasa yang tidak dipilihkan dan
diperuntukkan buat semua muslimah. Seorang muslimah yang bercita-cita untuk
memuliakan islam adalah sangat penting untuk belajar dari kehidupan Maryam AS.
c.
Keutamaan surah maryam
antara lain
Banyak orang
menyarankan kepada ibu hamil agar rajin membaca Surat Yusuf dan Surat Maryam.
Dipercaya bahwa wanita tersebut akan melahirkan anak yang tampan (bila bayinya
laki-laki) bila ia sering membaca Surat Yusuf, dan bayinya akan terlahir cantik
(untuk bayi perempuan) bila ia sering membaca Surat Maryam semasa kehamilan. Tentunya kehidupan seorang muslimah yang telah memiliki pemahaman tentang
agama bahkan dakwah akan berbeda dari tampilannya dari mereka yang belum
memiliki pemahaman itu. Sikap wanita sholihah adalah tatkala ia tunduk
dengan ketentuan Allah untuk menguraikan jilbab menutup auratnya. Menjaga diri,
pergaulan, serta kesuciannya. Bersabar dengan ketentuan Allah ketika diamanahi
untuk mengandung amanah dari Allah dan menjadi seorang ibu yang mulia. Serta
selalu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan rukuk dan sujud dalam
sholat lima waktu dan sholat-sholatsunah lainnya. Ya..
berusaha menjadi seperti Maryam 'alaihassalam.
Allah subhana
wa taala mengajarkan kita bahwa yang terpenting bagi keturunan kita
bukanlah meminta kesempurnaan fisik, melainkan meminta kualitas keshalehan bagi
keturunan kita. Hal ini bisa kita lihat pada do'a Nabi Ibrahim di Surat Ash Shaffaat ayat
ke-100; "Robbi hablii minash shoolihiin” Artinya : Ya Rabbku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Banyak lagi doa-doa dalam
al-Qur'an yang yang memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya memohon dan
mendapatkan keturunan yang shaleh.Wallahu a’lam.
[1] Buku 100 Faidah Min Suurah Yusuf
karya Syaikh M. bin Shalih Al Munajjid dan tafsir Syaikh As Sa’diy.
5 komentar:
makasih mas atas artikelnya
iya sama-sama ? yang semangat nya hehehe
izin save gunakan artikalnya ya... syukron katsir...
by m. fahmi arifin
ok sami2 moga sukses selalu amin
izin copas mas/pak/kang.... mugi2 manfaat....
Posting Komentar